Mahfud mengatakan pesan yang diambil dari Presiden RI ke-5 itu mengingatkan kembali sejarah yang sungguh-sungguh menjaga dan merawat NKRI dalam pluralisme.
"Tapi sekarang pluralisme itu sudah cukup bagus kalau dalam arti antar golongan sudah lumayan. Sekarang pilar-pilarnya, satu demokrasinya sekarang masih banyak demokrasi kata hasil-hasil survei. Lembaga-lembaga survei Indonesia demokrasi cacat. Kedua penegakan hukumnya jelek, lalu keadilan sama dengan penegakan hukum," kata Mahfud usai Haul Gus Dur di Surabaya, Minggu (19/1/2025).
"Saya rasa itu pesannya. Gus Dur pluralisme, demokrasi yang berkeadaban, kesamaan hak, dan kedaulatan hukum. Yang sekarang ini masih agak bermasalah, tapi nggak apa-apa, berproses," tambahnya.
Pada sambutannya memperingati Haul Gus Dur ke-15, Mahfud mengatakan Gus Dur dikenang karena jasa-jasanya, membaca perjalanan hidupnya, merenungkan kembali nilai-nilai perjuangannya, dan sikap-sikapnya di dalam menuntun manusia hidup sebagai sebuah bangsa. Setiap pembicara mengambil sudut pandang yang berbeda.
Menurutnya, Gus Dur adalah seorang tokoh Islam yang di abad ini atau dalam satu abad terakhir belum ada duanya. Sebagai seorang muslim yang besar membawa Islam, Gus Dur mampu membawa Islam ke tataran terhormat di dunia internasional.
"Selama saya mengikuti beliau, terutama merawat NKRI sebagai sebuah negara merdeka. Gus Dur selalu mengatakan Indonesia ini berkah dari Allah kepada bangsa Indonesia, maka harus dirawat. Cara merawatnya banyak yang ditempuh, melalui gerakan keagamaan, ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Di dalam kerangka merawat di dalam politik kebangsaan Gus Dur menyatakan Indonesia ini sebagai sebuah negara yang sudah menganut ideologi yang final," jelasnya.
Selain itu, Mahfud juga menyampaikan Gus Dur kencang menyuarakan pluralisme. Lalu ada yang mengatakan haram, Mahfud menjelaskan pluralisme merupakan paham yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia lahir berbeda-beda dan mempunyai hak sama, dan perbedaan adalah ciptaan tuhan.
"Gus Dur sering dikatakan Bapak Pluralisme Indonesia. Pak SBY berpidato ketika Gus Dur dimakamkan, bagi bangsa Indonesia Gus Dur adalah Bapak Pluralisme Indonesia. Tapi ada juga yang mengatakan Gus Dur pejuang demokrasi, sehingga ada yang mengatakan Gus Dur itu Bapak Demokrasi. Gus Dur sendiri lebih suka diidentifikasi sebagai Bapak Kemanusiaan, karena di atas demokrasi dan pluralisme adalah kemanusiaan. Julukan Gus Dur banyak, karena beliau serba bisa. Pilar-pilar yang ditanamkan Gus Dur tetap sebagai seorang muslim, beliau selalu mendasarkan ajaran Islam bagaimana hidup berbangsa dan bernegara," urainya.
Sementara Alissa Qotrunnada anak Gus Dur mengatakan, 15 tahun haul Gus Dur ini bertema 'Menajamkan Nurani'. Oleh karena itu, setiap orang bisa bicara tentang nilai-nilai apa yang diperjuangkan Gus Dur.
"Kami berharapnya para pemimpin, pejabat, bisa mengambil inspirasi dari Gus Dur bergerak berdasarkan nurani, bukan kekuasaan," kata Alissa.
(esw/iwd)