Pengamat Transportasi mendukung pendidikan keselamatan berlalu lintas sejak dini. Terutama dari tingkat sekolah dasar, seperti halnya yang direalisasikan Korlantas Polri sejak 2023, termasuk di Provinsi Jatim.
Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno menyatakan pendidikan berkeselamatan berlalu lintas penting dilakukan sejak dini. Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk membentuk generasi pengguna jalan dan pengendara yang disiplin dan bertanggung jawab.
Djoko mengatakan Indonesia sedang menghadapi tantangan besar dengan tingginya angka laka lantas. Ia menyebut korban kecelakaan terbesar pada usia 15 hingga 19 tahun mencapai 24 persen dan usia 20 sampai 24 tahun mencapai 20 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap tahun, ribuan nyawa melayang di jalan raya, banyak orang mengalami luka-luka dan meninggal dunia yang berdampak berarti pada kehidupan ekonomi masyarakat. Jika luka berat akan menambah kelompok disabilitas," kata Djoko dalam keterangannya, Rabu (15/1/2025).
Seperti halnya yang disampaikan Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri Brigjen Pol Bakharuddin Muhammad Syah pada Kamis (1/2/2024) silam saat ditemui detikJatim di Surabaya. Kala itu, pihaknya bersama Jasaraharja merealisasikan dan membangun kesadaran tertib lalu lintas di kalangan pelajar sejak 2023 lalu.
Menurutnya, hal itu merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan tak hanya para pelajar, tapi juga para guru se-Indonesia dengan memberikan mata pelajaran lalin mulai tingkat SD atau MI, SMP atau MTs, sampai SMA atau SMK.
Kata Djoko, keselamatan berlalu lintas dan angkutan kalan yang adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan atau lingkungan. Sementara pendidikan keselamatan bertransportasi adalah pendidikan yang bertujuan untuk mencegah, menghindari, atau menanggulangi risiko cedera dan kecelakaan.
"Pendidikan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan, terutama pada usia dini, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Meningkatkan masyarakat akan keselamatan berlalu lintas. Jadi, tidak hanya keselamatan di jalan raya, namun keselamatan di perairan," ujarnya.
Djoko menilai PT Jasa Raharja bersama Korlantas Polri dalam mengintegrasikan pendidikan keselamatan lalin ke dalam kurikulum pembelajaran mulai dai tingkat sekolah dasar hingga menengah ke atas sudah tepat. Ia pun mengapresiasi hal itu, salah satunya pada tahun 2016, pernah dilakukan pembagian buku-buku pembelajaran keselamatan berlalu lintas ke sekolah-sekolah oleh Korlantas Polri.
"Sekarang dilakukan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) agar dapat dengan mudah langsung terimplementasi," papar dia.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu menegaskan tidak terlambat untuk memasukkan kurikulum Pendidikan Keselamatan Berlalu Lintas dalam kurikulum pendidikan. Sebab, dengan adanya kurikulum pendidikan keselamatan berlalu lintas adalah untuk membangun kesadaran dan etika berlalu lintas sejak dini.
"Dengan demikian, diharapkan generasi muda dapat memahami dan menghargai pentingnya keselamatan di jalan. Kurikulum keselamatan berlalu lintas dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam kepada siswa sekolah dasar hingga menengah atas," jelasnya.
Beberapa tujuan dari kurikulum keselamatan berlalu lintas yang diharapkan adalah menurunkan angka kecelakaan, lanjut Djoko, membentuk generasi pengendara yang lebih disiplin dan bertanggung jawab, menciptakan tertib berlalu lintas pada masa depan, mencegah pelajar menjadi korban sekaligus tersangka dari kasus kecelakaan. Selain itu, juga mengembangkan kesadaran diri dari generasi muda untuk tertib lalu lintas, mengetahui arti rambu-rambu jalan, dan memahami cara berkendara yang baik.
"Tujuan akhirnya adalah untuk membangun generasi sadar keselamatan berlalu lintas sejak dini, sebagai langkah awal menuju Indonesia Emas 2045," tuturnya.
(abq/fat)