- Sejarah Perayaan Imlek
- Perayaan Imlek 1. Membersihkan Rumah 2. Berbagi Angpao 3. Makan Bersama Keluarga 4. Upacara Puja dan Doa di Klenteng 5. Menyalakan Kembang Api dan Petasan 6. Memakai Pakaian Baru dan Warna Merah 7. Memberikan Persembahan untuk Leluhur 8. Mengunjungi Sanak Saudara dan Tetangga 9. Menyantap Makanan Khas Imlek 10. Perayaan di Tempat Umum
Perayaan Imlek atau Tahun Baru China merupakan salah satu perayaan terbesar yang dirayakan umat Tionghoa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Imlek yang jatuh pada tanggal 1 bulan pertama kalender Lunar, membawa beragam tradisi dan budaya yang sarat dengan makna.
Perayaan Imlek selalu menjadi momen yang penuh dengan kegembiraan. Berbagai kegiatan khas, seperti membersihkan rumah, memberi angpao, hingga mengunjungi keluarga dan teman-teman, dilakukan untuk menyambut datangnya tahun baru menurut kalender Lunar.
Baca juga: Tradisi Imlek di Jatim, Perayaan Penuh Makna |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Perayaan Imlek
Imlek sudah ada sejak lebih dari 4.000 tahun lalu. Pada zaman Dinasti Shang (1600-1046 SM), Imlek awalnya dirayakan sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa dan leluhur. Perayaan ini diadakan pada awal musim semi, menandakan awal dari tahun pertanian baru yang penuh harapan akan hasil yang melimpah.
Seiring berjalannya waktu, Imlek menjadi lebih terkait kepercayaan budaya dan tradisi keluarga, meskipun unsur-unsur agama tetap ada, terutama bagi umat yang memeluk ajaran Konghucu dan Buddha. Imlek diperingati sebagai awal tahun baru berdasarkan siklus 12 hewan dalam kalender zodiak Tionghoa, yang setiap tahun diwakili satu hewan.
Perayaan Imlek
Selain sebagai waktu untuk berkumpul dengan keluarga, Imlek juga melambangkan harapan baru, keberuntungan, dan kelimpahan yang akan datang di tahun baru. Berikut ini beberapa hal yang biasa dilakukan umat Tionghoa saat merayakan Imlek.
1. Membersihkan Rumah
Salah satu tradisi utama yang dilakukan sebelum Imlek adalah membersihkan rumah. Menurut kepercayaan Tionghoa, membersihkan rumah sebelum tahun baru melambangkan pembersihan dari segala nasib buruk.
Membersihkan rumah dipercaya bisa membuka peluang untuk rezeki yang lebih baik di tahun yang baru. Kegiatan ini dilakukan pada hari-hari terakhir sebelum Imlek, dan dipercaya bahwa tidak boleh membersihkan rumah pada hari pertama Imlek agar tidak menyapu keberuntungan yang datang.
2. Berbagi Angpao
Angpao atau amplop merah berisi uang, adalah simbol dari keberuntungan dan harapan baik di tahun baru. Umat Tionghoa yang sudah menikah atau orang tua memberikan angpao kepada anak-anak, saudara muda, atau orang yang belum menikah. Tradisi memberi angpao ini mengandung makna berbagi rezeki dan mengharapkan kebaikan di tahun baru.
3. Makan Bersama Keluarga
Imlek adalah waktu berkumpul bersama keluarga. Salah satu momen paling dinanti adalah makan malam bersama keluarga besar pada malam tahun baru. Makanan yang disajikan biasanya memiliki makna simbolis, seperti ikan yang melambangkan kelimpahan dan rezeki, serta kue keranjang yang melambangkan keberuntungan dan kelancaran hidup.
4. Upacara Puja dan Doa di Klenteng
Bagi umat Tionghoa yang menjalankan agama Konghucu atau Buddha, pergi ke klenteng untuk berdoa dan memberi sesaji kepada leluhur adalah bagian dari perayaan Imlek. Mereka percaya doa dan sesaji akan mendatangkan berkah bagi keluarga di tahun baru. Upacara ini bentuk syukur atas tahun yang berlalu dan harapan untuk tahun lebih baik.
5. Menyalakan Kembang Api dan Petasan
Salah satu kegiatan yang tak terpisahkan dari perayaan Imlek adalah menyalakan kembang api dan petasan. Hal ini dipercaya untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Suara petasan yang keras juga dianggap sebagai simbol untuk mengusir segala hal yang negatif dan memulai tahun baru dengan energi positif.
6. Memakai Pakaian Baru dan Warna Merah
Warna merah merupakan simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan dalam budaya Tionghoa. Saat Imlek, umat Tionghoa mengenakan pakaian baru berwarna merah, karena percaya warna ini membawa nasib baik di tahun baru. Selain itu, pakaian baru juga melambangkan awal baru dan kesempatan yang lebih baik.
7. Memberikan Persembahan untuk Leluhur
Pada hari pertama Imlek, umat Tionghoa sering memberikan persembahan di rumah atau klenteng untuk menghormati leluhur. Persembahan ini berupa makanan yang disusun dengan rapi, seperti nasi, buah-buahan, dan makanan khas Imlek. Hal ini bentuk terima kasih dan penghormatan kepada leluhur yang telah memberikan berkah dan perlindungan.
8. Mengunjungi Sanak Saudara dan Tetangga
Selama perayaan Imlek, umat Tionghoa sering mengunjungi sanak saudara dan tetangga untuk saling memberi ucapan selamat tahun baru. Mereka mengunjungi rumah keluarga besar dan teman-teman untuk mempererat tali persaudaraan. Selain itu, mereka juga sering membawa angpao sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan.
9. Menyantap Makanan Khas Imlek
Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas Imlek, seperti kue keranjang, lumpia, dan mi panjang umur. Kue keranjang dari ketan manis dan lengket, melambangkan harapan agar kehidupan menjadi lebih manis dan serba tercapai. Mi panjang umur, yang dimakan tanpa dipotong, melambangkan doa agar hidup panjang umur dan sehat.
10. Perayaan di Tempat Umum
Selain perayaan keluarga, Imlek juga dirayakan di berbagai tempat umum. Di kota-kota besar di Indonesia, misalnya, sering diadakan pameran budaya Tionghoa, pertunjukan barongsai, dan parade dengan mengenakan kostum tradisional. Acara-acara ini bertujuan merayakan budaya Tionghoa dan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat luas.
Imlek adalah waktu memperbaharui harapan dan semangat. Dengan berbagai tradisi yang penuh makna, umat Tionghoa merayakan perayaan ini sebagai simbol kebahagiaan, kelimpahan, dan keberuntungan.
Perayaan ini juga menjadi waktu bersyukur atas berkah yang diterima dan berdoa untuk masa depan lebih baik. Dengan saling berbagi kebahagiaan dan keberuntungan, Imlek menjadi ajang mempererat hubungan antar keluarga, teman, dan masyarakat.
(hil/irb)