Hati-hati Berkendara, Ini Jalur Berbahaya di Malang Raya

Hati-hati Berkendara, Ini Jalur Berbahaya di Malang Raya

Mira Rachmalia - detikJatim
Kamis, 09 Jan 2025 16:40 WIB
Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Batu.
Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Kota Batu. Foto: Tangkapan Layar Video Viral
Malang -

Jalan rawan kecelakaan merujuk pada ruas jalan atau area tertentu yang memiliki risiko tinggi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kondisi ini bisa disebabkan berbagai faktor, baik karena infrastruktur jalan yang belum memadai, perilaku pengguna jalan, maupun kondisi lingkungan sekitar.

Jalan seperti ini sering menjadi perhatian khusus bagi pihak berwenang karena berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan. Ciri-ciri jalan rawan kecelakaan biasanya meliputi desain jalan yang kurang ideal, seperti tikungan tajam, jalan sempit, atau permukaan jalan yang tidak rata.

Selain itu, jalan yang kurang penerangan, terutama di malam hari, juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Sering kali, kurangnya rambu lalu lintas atau marka jalan yang jelas turut memperburuk keadaan, membuat pengendara sulit memperkirakan jalur yang aman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah jalan ini ada yang berada di Malang dan Kota Batu. Wilayah Kota Batu dan Malang atau lazim disebut Malang Raya memang berada di wilayah kaki gunung. Wilayah Kota Batu berada di kaki Gunung Arjuno, sedangkan sebagian daerah Malang ada di bawah Gunung Semeru.

Jalur Berbahaya di Malang Raya

Kondisi ini menyebabkan wilayah Malang Raya memiliki beberapa jalanan yang ekstrem dan berbahaya serta kerap jadi lokasi kecelakaan. Melansir dari berbagai sumber, berikut jalur rawan yang perlu diwaspadai pengendara.

ADVERTISEMENT

1. Jalur Puwodadi-Pandaan (Lintas Malang Surabaya)

Jalur ini merupakan jalur cepat yang menghubungkan wilayah Malang dan Pandaan untuk pengguna jalan yang mau menuju Pasuruan maupun Kota Surabaya. Cukup banyak kendaraan besar seperti bis dan truk melintas di jalan ini.

Hal ini menyebabkan aspal di beberapa titik menjadi bergelombang dan berlubang. Kondisi jalan yang seperti sangat berbahaya terutama bagi pengendara roda dua.

2. Jalur Payung (Batu-Pujon)

Jalur ini menghubungkan antara Kota Batu dan Kecamatan Pujon di Kabupaten Malang. Kontur jalan yang berkelok, sempit dengan penerangan yang minim, terlebih jalan ini berada di antara jurang dan tebing.

Setiap harinya, berbagai kendaraan melewati jalur ini. Pengguna jalan diimbau ekstra hati-hati saat berkendara di sepanjang jalan ini mengingat beberapa tragedi kecelakaan lalu lintas pernah terjadi di area ini.

3. Jalur Klemuk (Alternatif Batu-Pujon)

Sama seperti Jalur Payung, jalur ini juga menghubungkan kawasan Batu dengan Pujon. Jalur ini memungkinkan pengendara mencapai tujuan lebih cepat dengan kondisi jalan yang sedikit lebih baik jika dibandingkan dengan Jalur Payung.

Namun, kontur jalanan ini cukup terjal. Pengguna jalan dari arah Batu akan bertemu dengan tanjakan tinggi, sedangkan pengguna jalan dari arah Pujon akan bertemu turunan curam.

Kontur jalan ini berpotensi mengakibatkan gangguan pada kendaraan yang bisa menyebabkan kecelakaan. Saat ini, hanya kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat kecil yang boleh melewati jalur ini, sedangkan kendaraan besar dilarang melewati jalur ini.

4. Jalur Cangar (alternatif Batu-Mojokerto)

Jalur ini seringkali menjadi altrnatif bagi pengguna jalan yang menuju kawasan Mojokerto atau Surabaya dari arah Kota Batu. Jalan dengan kontur berkelok ini berada di antara tebing dan jurang.

Pengendara harus memastikan kondisi diri sendiri dan kendaraannya sebelum melewati jalur ini. Pasalnya, kondisi jalan cukup curam dengan jarak jalan yang Panjang.

5. Desa Jurang Susuh (Karang Ploso, Kabupaten Malang)

Jalanan yang menghubungkan Desa Giripurno, Kota Batu dengan Desa Karangploso, Kabupaten Malang memang terbilang ekstrem. Saat sampai di jalur ini pengendara akan disambut jalan turunan yang sangat curam, lalu dilanjutkan dengan tanjakan jalan.

Tak hanya itu, jalan ini juga berbatasan langsung dengan sungai. Tragedi kecelakaan lalu lintas di sini disebabkan beberapa factor, seperti kendaraan yang mengalami rem blong, atau kendaraan yang tidak kuat menanjak.

6. Jalur Ngantang-Kasembon (Kabupaten Malang)

Jalur ini menghubungkan Ngantang dengan Kasembon di Kabupaten Malang sebelum masuk ke wilayah Kediri. Mirip dengan Jalur Payung, lokasi ini memiliki jalanan yang berkelok dengan penerangan minim sehingga gelap saat malam hari.

Beberapa titik di lokasi berbatasan dengan jurang sehingga menambah kerawanan di jalur ini. Pengendara yang hendak menuju Kediri dari Batu harus ekstra hati-hati, karena akan menemui dua jalur rawan, yakni Jalur Payung dan jalur ini.

7. Jalan Jurang Klampok (Malang Selatan)

Wilayah Malang selatan semakin diminati wisatawan berkat kehadiran berbagai pantai yang masih asri dengan pasir putih menawan. Namun, pengendara perlu waspada karena ada beberapa jalan rawan kecelakaan di daerah ini. Salah satunya berada di daerah Bantur, dan dikenal dangan nama Jalan Jurang Klampok.

Bahkan, kisah-kisah tragis tentang berbagai kecelakaan lalu lintas di lokasi ini masih sering terdengar. Jalur ini memiliki tikungan tajam dengan lebar jalan yang sempit ditambah kontur jalan yang curam.

Pemerintah telah berupaya memperbaiki infrastruktur di lokasi ini dengan membangun jembatan yang telah diresmikan tahun 2022. Kehadiran jembatan ini mempermudah akses masyarakat dan wisatawan. Namun, pengendara harus tetap waspada untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Dampak dari keberadaan jalan rawan kecelakaan sangat signifikan. Selain menyebabkan kerugian material akibat kerusakan kendaraan, kecelakaan di jalan ini juga dapat menimbulkan korban luka hingga kehilangan nyawa.

Dampak psikologis juga sering dirasakan oleh korban maupun saksi mata, terutama dalam kasus kecelakaan fatal. Lebih jauh lagi, keberadaan jalan rawan kecelakaan dapat menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar, seperti meningkatnya ketakutan dalam menggunakan jalan atau terganggunya aktivitas ekonomi akibat akses yang tidak aman.

Upaya untuk mengurangi risiko di jalan rawan kecelakaan membutuhkan perhatian dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pengguna jalan. Perbaikan infrastruktur, pemasangan rambu yang memadai, dan kampanye kesadaran berlalu lintas adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menciptakan jalan aman.




(ihc/irb)


Hide Ads