Fenomena Tanah Gerak di Malang Rusak Rumah Warga Sejak 2016

Fenomena Tanah Gerak di Malang Rusak Rumah Warga Sejak 2016

Muhammad Aminudin - detikJatim
Kamis, 09 Jan 2025 12:10 WIB
Fenomena tanah gerak di Malang Selatan
Fenomena tanah gerak di Malang selatan/Foto: Istimewa
Malang -

Tanah gerak menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Malang. Seperti di kawasan Desa Tumpakrejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.

Fenomena tanah gerak di wilayah itu sudah terjadi sejak 2016. Dampaknya, sejumlah rumah warga rusak dan juga lahan pertanian.

Warga yang khawatir dengan fenomena tanah gerak ini akhirnya melapor kepada BPBD Kabupaten Malang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan menyebut, tanah gerak diawali sekitar tahun 2016 di lahan tebu milik warga setempat.

Pada saat itu, pergeseran tanah belum terlalu lebar, tetapi karena di lokasi ada warga yang bermukim. Jadi tidak dilakukan relokasi.

ADVERTISEMENT

"Kemudian kejadian berlanjut di tahun 2023 dan 2024 dengan kondisi pergeseran yang lebih parah. Terutama di lahan tebu milik Pak Untung yang dekat dengan pemukiman warga," terang Sadono kepada wartawan, Rabu (8/1/2025).

Sadono membeberkan, pada lahan tebu milik warga bernama Untung, di mana mengalami pergeseran tanah dengan panjang 300 meter, lebar dan kedalaman mencapai 3 meter.

"Jarak retakan tanah dengan pemukiman warga sekitar kurang lebih 35 meter. Pergeseran posisi tanah bangunan mulai tahun 2016 - 2024 sekitar kurang lebih 5 meter," bebernya.

Menurut Sadono, tanah gerak tersebut berdampak kepada 4 rumah warga yang dihuni 12 jiwa.

Rencananya, empat KK warga yang menempati rumah berdekatan dengan titik pergeseran tanah akan direlokasi ke tempat aman. Hingga saat ini, keempat rumah tersebut masih ditempati.

Selain merusak lahan tebu dan pemukiman warga, fenomena tanah gerak juga mengakibatkan tanah ambles hingga melintang di badan jalan dan menyebabkan berpindahnya aliran selokan yang turut melintang ke jalan.

"Aliran air selokan akibat pergeseran tersebut juga turut mengikis tanah, terutama setiap terjadi hujan," tuturnya.




(mua/hil)


Hide Ads