Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan saat ini Indonesia kekurangan banyak talenta digital. Dia sebutkan saat ini posisinya masih ada sebanyak 3 juta talenta digital yang ditargetkan setiap tahun akan ada 1 juta talenta digital baru.
"Harus ada percepatan, nah sebetulnya target per tahunnya 500 ribu. Tapi tentu kami akan coba dorong lebih banyak lagi, kalau bisa minimal 1 juta, supaya ke 2030-nya sampai sesuai dengan target," kata Meutya usai meresmikan AI Center di Universitas Brawijaya, Minggu (5/1/2025).
Meutya menuturkan untuk menciptakan 1 juta talenta dalam setahun bukan hal yang mudah. Ini juga tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja karena itu Meutya menyebutkan perguruan tinggi berpotensi melahirkan talenta-talenta digital baru dengan lebih cepat.
"Kenapa universitas? Karena memang ini stok talentanya sudah tidak mulai dari nol lagi, dari kampus sudah bisa mencari siapa-siapa saja yang akan diprioritaskan supaya tingkat kelulusannya tinggi," tuturnya.
"Tidak hanya di Universitas Brawijaya tapi mudah-mudahan nanti diikuti universitas-universitas lainnya untuk ikut bersama dengan upaya pemerintah dalam melahirkan talenta-talenta digital," sambungnya.
Adanya AI Center menurutnya juga menjadi bentuk komitmen UB mendukung pemerintah mencetak talenta digital. Meutya berharap Indonesia pada 2030 benar-benar bisa bergeliat secara mandiri di industri digital dan bukan sebagai konsumen.
"Aplikasi-aplikasi kecerdasan artificial amat membantu misalnya di bidang ketahanan pangan dan juga tadi di bidang-bidang lainnya. Itu bisa digunakan oleh banyak peternak, banyak petani di Indonesia untuk mencapai target kita untuk swasembada pangan," tegasnya.
Dekan Fakultas Ilmu Komputer UB, Prof. Ir. Wayan Firdaus Mahmudy mengaku bahwa pihaknya sudah 5 tahun berjalan bersama Kementerian Kementerian Komunikasi dan Digital (sebelum menjadi Komdigi) terus menyelenggarakan program digital talent scholarship.
"Jadi talenta-talenta digital bukan hanya alumni UB tapi alumni seluruh universitas boleh mendaftar. Kemudian Filkop UB diberi jatah biasanya itu 1.000 sampai 2.000 untuk mendidik menghasilkan talenta-talenta digital. Jadi kami pelaksananya, dananya semua dari Kominfo," pungkasnya.
(dpe/iwd)