Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjangkiti 241 sapi di Kabupaten Mojokerto sepanjang Desember 2024. Penyakit yang disebabkan apthovirus ini menyebabkan 13 sapi mati.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Tutik Suryaningdyah menjelaskan, PMK kembali merebak 2 Desember 2024. Laporan kasus pertama dari Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas.
"Peternak beli ternak di pasar dalam kondisi sakit, lalu menular," jelasnya kepada wartawan di kantornya, Jalan RA Basuni, Sooko, Senin (30/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang Desember, 241 sapi di 14 kecamatan terjangkit PMK. Tertinggi di Kecamatan Kutorejo mencapai 58 sapi. Disusul Pacet 33 ekor sapi, Jetis 25 ekor, Puri 20, Gedeg 18 ekor, Trawas dan Jatirejo masing-masing 15 ekor.
Juga di Kecamatan Dlanggu 14 ekor, Mojoanyar 13 ekor, Bangsal 10 ekor, Dawarblandong 8 ekor, Gondang 5 ekor, Mojosari 4 ekor, serta Pungging 3 ekor.
Dari jumlah itu, 13 sapi mati dan 9 ekor dipotong paksa karena sekarat. Belasan sapi yang mati karena PMK tersebar di Dawarblandong 5 ekor, Gedeg 2 ekor, Jatirejo 3 ekor, serta di Jetis, Pacet dan Puri masing-masing 1 ekor.
"Penyebarannya cepat karena bisa ditularkan lewat udara. Jadi, sampai radius 20 Km. Ditambah cuaca ekstrem membuat daya tahan tubuh hewan menurun," terang Tutik.
PMK ditandai dengan gejala air liur berlebihan atau hipersalivasi dan luka-luka pada kaki sapi. Sejauh ini, lanjut Tutik, pihaknya sebatas memberi pengobatan dan vitamin terhadap sapi-sapi yang terjangkit PMK. Sebab belum ada alokasi vaksin dari pemerintah pusat.
Pengobatan yang diberikan berupa antibiotik, analgesik dan antipiretik. Para peternak juga diberi disinfektan untuk disemprotkan ke kandang mereka. Penyemprotan disinfektan untuk membunuh virus penyebab PMK.
"Kami menunggu alokasi vaksin dari Pemprov Jatim. Dari kementerian sudah tidak ada. Sedangkan di APBD kami belum ada anggaran untuk pengadaan vaksin," ujarnya.
Tutik mengimbau para peternak yang sapinya terjangkit PMK segera melapor ke petugas medik dan paramedik veteriner terdekat. Sehingga sapi yang sakit segera mendapatkan pengobatan dan vitamin. Para peternak juga sebisa mukin memastikan sapi yang sakit tetap makan untuk mencegah kematian.
"PMK tidak menular ke manusia. Daging dari ternak yang terjangkit PMK tidak berbahaya, aman dikonsumsi," tandasnya.
(abq/iwd)