Penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali mewabah di Magetan. Puluhan sapi milik warga Desa Kedung Guwo, Kecamatan Sukomoro, dilaporkan mati setelah mengalami lemas dan kuku yang terluka.
Salah satu warga, Rohman mengaku bahwa dua ekor sapi miliknya mati dalam waktu hampir bersamaan. Diduga mengalami penyakit mulut dan kuku PMK.
"Kemarin dua hari berturut-turut mati 2 ekor sapi saya. Yang pertama induknya berusia 10 tahun dan yang kedua anaknya berusia 2 bulan juga mati. Akhirnya kita kubur," ujar Rohman saat dikonfirmasi wartawan Senin (30/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rohman mengaku sebelum dua ekor sapinya mati tidak mau makan. Sebab mulutnya seperti sariawan. Selain itu juga ada lupa pada kaki.
"Karena beberapa hari terakhir sapi saya lemas dan tidak mau makan karena luka pada bagian mulut dan mengeluarkan liur serta adanaya luka pada kuku sapi. Padahal sudah divaksin sekali suntik Rp 100 ribu," tandas Rohman.
Kepala Desa Kedungguwo, Noor Hayati mengatakan dari data yang dilaporkan ada lebih dari 30 sapi mati. Yakni dengan ciri-ciri mengeluarkan lendir pada bagian mulut dan sapi kesulitan makan.
"Kalau yang mati ada 30 lebih, sebelumnya tidak mau makan kemudian dari muluntya keluar lendir. Untuk penyebab kematianya saya kurang tahu pasti, tapi ini sudah kita lapporkan ke Dinas Peternakan," tandas Noor.
Sementara Dinas Peternakan Kabupaten Magetan, Nur Hayani, mencatat ada 426 kasus PMK di tahun 2024. Dari 426 kasus PMK dengan sapi sembuh 270 ekor, dipotong paksa 21 ekor dan sapi mati sebanyak 9 ekor serta proses pengobatan 126 ekor.
"Ada 426 kasus PMK di 2024 dengan sapi sembuh 270 ekor, dipotong paksa 21 ekor dan sapi mati sebanyak 9 ekor serta proses pengobatan 126 ekor," tandas Nur.
(abq/fat)