Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Pemuda berinisial TH (24) yang terjun ke Sungai Brantas dari Dam Rolak Songo, Mojokerto diduga bunuh diri karena patah hati. Pemuda yang hingga kini belum ditemukan itu nekat terjun ke Brantas setelah pertemuan terakhirnya dengan mantan pacarnya, AW (23).
Malam sebelum dirinya terjun ke Sungai Brantas, pemuda asal Kecamatan Puri itu datang ke rumah AW di Kecamatan Mojoanyar. Saat itu Maghrib, TH yang sebelumnya telah lebih dulu mengakhiri hubungan asmaranya dengan AW itu meminta balikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang 'kalau sudah jalan takdir kita seperti ini. Aku di sini, tidak ke mana-mana, kalau kamu butuh aku ada di sini. Tapi aku tidak bisa balikan dulu, karena masih sakit untuk balikan'," ujar AW mengulangi ucapannya kepada TH, Jumat (27/12).
Sebenarnya, hubungan asmara antara TH dan AW yang sudah berjalan 8 tahun lamanya sudah mendapat restu dari orang tua masing-masing. Ini terlihat dari betapa percayanya ortu AW kepada TH hingga membiarkan pemuda itu masuk ke kamar sang gadis.
Namun, karena semakin malam, AW meminta TH untuk pulang. Dia sungkan dengan ketua RT setempat. Sebelum pamit pulang, ketika AW ke kamar mandi, TH diam-diam menyelipkan ponsel miliknya di bawah guling AW di kamarnya.
Selanjutnya TH pamit pulang sekitar pukul 20.30 WIB. AW pun sudah berpesan kepada TH agar tetap melanjutkan hidup meski tidak lagi bersamanya karena sehari sebelumnya pemuda itu sempat mengirim pesan tentang Rolak Songo.
"Tahunya banyak telepon masuk ke ponsel dia. Aku nggak berani buka karena tidak punya hak. Tahunya (TH terjun ke Sungai Brantas) dikabari adiknya sekitar jam setengah 10 malam," jelasnya.
AW yang kini merasa menjadi pihak yang disudutkan atas dugaan bunuh diri TH hendak meluruskan tentang pertemuan terakhir itu. Dia menampik isu utang yang mewarnai hubungan asmara mereka yang telah berjalan kurang lebih 8 tahun.
"Saya luruskan juga soal utang, saya tidak pernah punya utang atau minta uang ke dia. Selama 8 tahun pacaran, siapa yang ada, gantian. Dia juga tidak pernah utang ke saya," tegas AW di hadapan wartawan.
Demikian halnya tentang restu orang tua yang disebut-sebut mengganjal hubungan mereka. AW menegaskan bahwa baik orang tuanya maupun orang tua TH sama-sama merestui hubungan itu.
"Ibunya baik banget dengan saya, saya dianggap anak sendiri. Jadi, tidak ada masalah restu," tegasnya.
Meski enggan menjelaskan rinci penyebab putusnya hubungan asmaranya dengan TH, AW mengakui bahwa 8 tahun perjalanan cinta mereka memang diwarnai putus nyambung karena berbagai masalah yang ada.
"Memang saya dengan dia ada problem. Putusnya sekitar 1 bulan lalu, dia yang putuskan. Saya mencoba mempertahankan, dia suruh saya dengan pria lain dan tidak perlu mengharapkan dia," tandasnya.
Apa yang disampaikan AW ini selaras dengan pernyataan tante korban berinisial MK (49). Perempuan itu menuturkan bahwa keponakannya nekat mengakhiri hidup setelah putus dengan pacarnya. Keduanya putus karena TH enggan melamar TS karena belum punya pekerjaan sendiri. Sehari-hari korban membantu usaha katering milik ibunya.
"Cerita adiknya, pacarnya minta dilamar. Kalau tidak mau melamar sampai tahun depan pacarnya mau menerima lamaran cowok lain. Dia mempersilakan pacarnya cari cowok lain. Akhirnya putus," tandasnya.
TH melompat ke Sungai Brantas pada Senin (23/12) malam sekitar pukul 21.15 WIB. Warga Kecamatan Puri, Mojokerto ini sempat menitipkan sepeda motor, kunci, STNK, juga helmnya di warung depan Dam Rolak Songo. Hingga Jumat malam jasadnya belum ditemukan.
Orang yang paling terpukul dengan hilangnya TH di Rolak Songo adalah ibu kandungnya. Seperti disampaikan SP (60), bibi atau budhe korban, keponakannya sempat pamit ke ibunya jalan-jalan mencari angin segar naik motornya Honda BeAT S 3291 NAW.
"Kemudian dia (TH) titip pesan kepada adiknya lewat HP, 'tolong aku pamitkan mama kalau aku tidak pulang'," kata SP kepada wartawan di lokasi, Selasa (24/12).
SP menjelaskan bahwa TH adalah anak kedua dari 4 bersaudara. Dia mengatakan bahwa sifat TH cukup pendiam. Begitu tahu TH melakukan aksi itu, SP mengatakan ibu kandungnya sangat terpukul. Sebab, kakak kandungnya TH lebih dulu meninggal karena sakit.
"Ibunya sangat terpukul, dia terus bicara ingin menyusul anaknya," ungkapnya.
(dpe/iwd)