Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Duka mendalam menyelimuti Universitas Negeri Jember (Unej) setelah seorang mahasiswa ditemukan tewas di depan gedung kampus, Senin (23/12/2024) sore. Korban yang diketahui berinisial DR, mahasiswa semester 3 Prodi Sosiologi Fisip asal Tulungagung, diduga mengakhiri hidupnya dengan melompat dari lantai 8 gedung Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH).
Sebelumnya, korban sempat menuliskan status WhatsApp terakhir bertuliskan "Selamat Tinggal" yang membuat teman-temannya terpukul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa tragis ini terjadi Senin (23/12/2024) sekitar pukul 17.00 WIB. Wakil Ketua Bagian Humas Unej, Lim Fahmi Ilman, mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menjelaskan, saksi mata mendengar teriakan sebelum akhirnya melihat korban tergeletak di halaman gedung.
"Dari informasi yang diberikan satpam dan petugas layanan kelas, jadi sekitar jam 5 menjelang magrib itu mendengar orang berteriak. Mereka yang berolahraga menemukan seseorang tertelungkup di halaman gedung C-RiSSH dan berteriak," kata Fahmi, Senin (23/12/2024).
Setelah mendengar teriakan, satpam bersama petugas layanan kelas segera menghampiri korban dan menghubungi ambulans. Korban kemudian dievakuasi ke RSUD Dr Soebandi. Fahmi menambahkan, meskipun masa perkuliahan sedang libur, gedung tersebut tetap digunakan untuk kegiatan penelitian dan kajian dosen.
"Sebetulnya ini sudah masa liburan. Jadi tidak ada perkuliahan sama sekali, namun gedung ini juga digunakan untuk kegiatan dosen," ujarnya.
Menurut Fahmi, akses tangga ke lantai 8 telah ditutup setelah jam kerja, sehingga kemungkinan korban naik menggunakan lift. Namun, penyebab utama aksi nekat ini masih dalam penyelidikan.
"Ini masih kami dalami kenapa kejadian ini terjadi. Kami tidak berani spekulasi," tegas Fahmi.
Teman korban, SR, mengungkapkan bahwa korban sempat menulis status WhatsApp terakhir bertuliskan "Selamat Tinggal" sebelum kejadian.
"Statusnya tulisan 'Selamat Tinggal', nggak tahu itu ditujukan ke siapa, tapi seperti pamit gitu," ungkap SR kepada detikJatim.
SR juga menyebut, sikap korban belakangan ini berbeda dari biasanya. Beberapa teman menduga korban mengalami tekanan hidup yang berat hingga memicu tindakan tersebut.
"Dia seperti kena panic attack sehingga melakukan itu," lanjutnya.
Hingga kini, pihak universitas masih berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendalami penyebab peristiwa ini. Kepergian DR meninggalkan luka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga teman-teman dan komunitas kampus. Pesan terakhirnya menjadi saksi bisu atas beban yang ia rasakan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental.
(irb/hil)