5 Fakta Pilu Ibu Asal Jember Lompat dari Kapal Feri Usai Suami Tiada

5 Fakta Pilu Ibu Asal Jember Lompat dari Kapal Feri Usai Suami Tiada

Hilda Rinanda - detikJatim
Minggu, 22 Des 2024 10:45 WIB
Perempuan lompat dari Kapal Feri di Selat Bali ditemukan.
Jasad ibu yang melompat dari atas feri saat dievakuasi (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kisah pilu dialami WI (52), seorang ibu asal Jember. Perempuan asal Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember ini nekat mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Sabtu pagi itu, WI nekat lompat dari kapal feri KMP Citra Mandali Sakti yang sedang dia tumpangi menuju Bali. Dia tingggalkan putrinya yang mengalami autis di dalam mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kisah tragis ini mengungkap sederet fakta pilu yang menyayat hati. Berikut fakta selengkapnya!

1. Tekanan Finansial yang Kian Berat

Sejak suaminya meninggal pada 2018, kondisi ekonomi WI terus memburuk. Usaha toko onderdil yang diwarisi dari almarhum suaminya tak lagi stabil.

ADVERTISEMENT

"Semenjak suaminya meninggal, memang ekonominya sulit. Terbukti dari toko onderdil yang ada di rumahnya itu akhirnya buka tutup," kata Dian Yurida Bahtiar, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lojejer, Sabtu (21/12/2024).

Tak hanya itu, WI juga mencoba berbagai usaha baru seperti berjualan makanan dan gorengan di pasar Lojejer. Namun, hasilnya tak memadai.

"Rumahnya itu kan area pasar Lojejer. Beberapa kali jualan, seperti makanan dan gorengan, dikelilingkan ke pasar tapi nggak laku," imbuh Bahtiar.

2. Perjuangan WI dengan Anak Berkebutuhan Khusus

WI diketahui memiliki dua anak. Anak pertama mengalami disabilitas autis, sementara anak keduanya sedang bekerja di Bali. Anak dengan autisme tersebut ditinggalkan WI di dalam mobil saat peristiwa terjadi.

"Korban meninggalkan anaknya yang sakit (autis) di mobil travel," ujar Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Gilimanuk Letda Laut (P) Bayu Primanto.

3. Hendak Bertemu Anak dan Saudara di Bali

WI adalah perempuan kelahiran Bali yang kemudian pindah ke Jember setelah menikah. Perjalanannya ke Bali diduga untuk bertemu keluarga dan anak laki-lakinya.

"Tujuannya ke Bali selain ke saudaranya mungkin untuk ketemu anak laki-lakinya yang sedang bekerja di Bali," ujar Bahtiar.

4. Momen Terakhir yang Mengiris Hati

WI sempat terekam oleh penumpang lain saat ia memanjat pagar kapal sebelum akhirnya melompat. Dalam video yang tersebar, terdengar suara, "Waduh... Kenapa Pak?"

Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Gilimanuk Letda Laut (P) Bayu Primanto menegaskan, sebenarnya penumpang lain sudah memperingatkan WI agar tidak melompat, namun ia tetap melakukannya.

"Korban melompat meskipun sudah diperingatkan oleh penumpang lain," kata Bayu.

5. Jenazah Ditemukan di Pesisir Pantai Bali

Setelah melompat, WI ditemukan meninggal oleh enam nelayan di pesisir Pantai Prapat Agung, Bali. Jenazahnya mengapung di tepi pantai.

"Diduga korban mengalami masalah pribadi yang membuatnya nekat melakukan aksi tersebut," tambah Bayu.

Kisah WI menjadi pengingat akan tekanan hidup yang bisa dialami siapa saja. Jika Anda atau orang di sekitar Anda merasakan gejala depresi atau memiliki kecenderungan pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan dengan psikolog, psikiater, atau layanan kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan.




(hil/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads