Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Tekanan batin diduga melatarbelakangi niat WI (52), perempuan asal Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Jember mengakhiri hidupnya. Sabtu pagi itu WI nekat lompat dari kapal feri KMP Citra Mandali Sakti yang sedang dia tumpangi menuju Bali. Dia tingggalkan putrinya yang mengalami autis di dalam mobil.
Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Dian Yurida Bahtiar menduga motif WI bunuh diri akibat kondisi finansial yang semakin memburuk setelah suaminya meninggal pada 2018. Usaha yang dia warisi dari suaminya sempat kembang kempis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semenjak suaminya meninggal, memang ekonominya sulit. Terbukti dari toko onderdil yang ada di rumahnya itu akhirnya buka tutup," kata Bahtiar dihubungi detikJatim, Sabtu (21/12).
Setelah toko onderdil sepeda motor itu tidak stabil, WI beberapa kali memulai usaha baru. Mulai dari jualan makanan dan gorengan keliling pasar Lojejer, hingga beberapa usaha lain. Namun usaha jualan makanan dan gorengan itu kurang berhasil.
"Rumahnya itu kan area pasar Lojejer. Beberapa kali jualan, seperti makanan dan gorengan, dikelilingkan ke pasar tapi nggak laku. Kemungkinan penyebab bunuh diri itu adalah faktor ekonomi," ujar Bahtiar.
Bahtiar mengatakan WI memiliki 2 orang anak. Anak pertamanya mengalami disabilitas autis. Anak perempuan itu ditinggal di dalam mobil yang dikendarai WI menuju Bali. Sedangkan anak keduanya sedang bekerja di Bali.
![]() |
Dia mengatakan WI memang tidak secara langsung berpamitan dengan para tetangganya, tapi dia menduga bahwa WI berangkat ke Bali kemungkinan untuk menemui sanak saudaranya juga anak laki-lakinya.
"Tujuannya ke Bali selain ke saudaranya mungkin untuk ketemu anak laki-lakinya yang sedang bekerja di Bali," ujarnya.
WI sendiri adalah perempuan kelahiran Bali. Setelah menikah dia memutuskan ikut suaminya ke Jember. Bahtiar sendiri tak menyangka WI akan bunuh diri. Sebab korban cukup aktif mengikuti kegiatan pengajian dan belajar membaca Al-Qur'an di kampung itu.
Salah satu penumpang KMP Citra Mandali Sakti yang berada di dek atas sempat merekam momen WI yang mengenakan hijab berwarna merah tiba-tiba memanjat pagar kapal kemudian melompat dan tercebur ke Selat Bali.
"Waduh... Kenapa Pak?" Demikian suara dalam video itu.
Tidak terdengar dalam video itu teriakan penumpang yang berupaya mencegah perempuan ini. Namun Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Gilimanuk Letda Laut (P) Bayu Primanto menegaskan sebenarnya penumpang lain sudah memperingatkan WI agar tidak melompat.
"Korban melompat meskipun sudah diperingatkan oleh penumpang lain," ujar Bayu dilansir dari detikBali.
WI melompat ke Selat Bali meninggalkan anaknya yang mengalami autis di dalam mobil Innova bernopol P 1494 KO. Perempuan paruh baya itu ditemukan meninggal oleh 6 nelayan di pesisir Pantai Prapat Agung, Bali. Jenazahnya mengapung terdampar di tepian pantai Prapat Agung.
"Korban meninggalkan anaknya yang sakit (autis) di mobil travel. Diduga korban mengalami masalah pribadi yang membuatnya nekat melakukan aksi tersebut," kata Bayu.
(dpe/fat)