Banjir bandang yang terjadi di Ponorogo pada Minggu (15/12) malam menjadi perhatian Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH). Menteri LH, Hanif Faisol Nurofiq yang akrab disapa Cak Hanif pun mendatangi bumi Reog.
Cak Hanif datang untuk memberikan bantuan kepada korban banjir hingga penanaman pohon di areal bendungan Bendo. Dia berharap dengan adanya tutupan lahan di areal Bendungan Bendo, hal ini bisa menambah area tangkapan bendungan.
"Apa yang sebenarnya kemarin terjadi (banjir) menjadi evaluasi kita sebagai dasar peningkatan kapasitas dari bendungan ini. Kita wajib mengembalikan kehidupan hutannya menjaga catchment dari bendungan ini," kata Hanif kepada wartawan, Sabtu (21/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanif menambahkan semua bendungan di Indonesia memiliki masalah utama tidak mengikutkan catchment area saat terjadi penolakan air. Itu harus menjadi evaluasi, agar catchment area tetap dikembalikan sebagai hutan.
"Pinjam pakai kawasan hutan ini memang harus dikembalikan hutannya. Meski dipakai bendungan ini sepanjang umurnya," terang Hanif.
Hanif menerangkan jika tutupan lahan tidak dikembalikan. Dengan curah hujan yang tinggi dan topografi yang curam membuat tanah diperbukitan bisa menjadi sedimen ke dalam bendungan.
"Kami akan evaluasi sepenuhnya dan ini mandat Presiden kepada saya selaku kepala badan pengendalian lingkungan. Saya akan mengevaluasi secara menyeluruh terhadap catchment. Ini berkonsekuensi kerugian ekonomi yang tidak sederhana," imbuh Hanif.
Hanif pun berpesan kepada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko untuk mengembalikan ketahanan alam di Ponorogo. Selain itu, penyelamatan sungai dan pengolahan sampah.
"Menjaga tutupan lahan, penyelamatan sungai dan pengolahan sampah jadi tiga hal utama untuk mengatasi banjir," jelas Hanif.
Pantauan detikJatim, Hanif beserta jajaran melakukan penanaman 10 ribu bibit pohon di wilayah Helipad Bendungan Bendo, Sawoo, Ponorogo.
Ada sebanyak 4.500 pohon jenis kayu-kayuan serta 5.500 pohon lainnya jenis produktif dan bernilai ekonomis bagi masyarakat, seperti aneka macam tumbuhan pohon buah.
"Sekilas penyebab banjir memang karena sedimentasinya sudah terjadi agak lama, karena pertaniannya (pertanian hutan) seperti ini, dulunya sekitar sini hutan lebat, kemudian digunakan untuk keperluan pembangunan bendungan memang harus dilakukan cutting, tetapi ini harus segera dikembalikan lagi," pungkas Hanif.
(dpe/fat)