Universitas Airlangga (Unair) baru-baru ini mengukuhkan Prof. Helmy Yusuf SSi Apt MSc PhD sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Teknologi dan Formulasi Sediaan Solida.
Pengukuhan tersebut dilaksanakan pada Selasa (17/12/2024) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C UNAIR.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Inovasi Formulasi Sediaan Padat Menggunakan Bahan Amfifilik dalam Pemenuhan Kebutuhan Obat dan Vaksin yang Stabil dan Efisien, Prof. Helmy menyampaikan inovasi terbaru yang dapat mengubah cara pemberian vaksin di masa depan, yakni pengembangan vaksin dalam bentuk tablet sublingual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vaksin dalam bentuk tablet ini bisa diletakkan di bawah lidah dan larut dengan sendirinya tanpa memerlukan jarum suntik, menjadikannya lebih praktis dan mengurangi ketakutan bagi individu yang fobia terhadap jarum.
Menurut Prof. Helmy, pengembangan vaksin dalam bentuk sediaan padat ini bertujuan untuk mengatasi masalah stabilitas vaksin cair yang memerlukan rantai dingin dan masa simpan yang terbatas.
Dengan teknologi beku-kering (liofilisasi), vaksin bisa disolidifikasi menjadi bentuk tablet, sehingga tidak lagi memerlukan fasilitas rantai dingin untuk menjaga stabilitasnya.
"Harapannya, vaksin dalam bentuk tablet ini tidak hanya mengurangi biaya operasional imunisasi, tetapi juga memudahkan distribusi vaksin, terutama di daerah terpencil," ujarnya dalam keterangan yang diterima detikJatim, Rabu (18/12/2024).
Selain itu, dalam orasi ilmiahnya, Prof. Helmy juga mengungkapkan tantangan dalam pengembangan obat dan vaksin, termasuk masalah kelarutan dan permeabilitas obat, serta stabilitas vaksin di wilayah tropis.
Untuk mengatasi permasalahan ini, ia mengusulkan penggunaan senyawa amfifilik yang dapat meningkatkan kelarutan, bioavailabilitas, stabilitas, dan efektivitas vaksin dan obat.
Senyawa amfifilik memiliki dua bagian dalam molekulnya, yaitu hidrofilik yang menyukai air dan hidrofobik yang tidak menyukai air. Senyawa ini membantu menghantarkan obat dan vaksin dengan lebih efisien, meningkatkan penetrasi ke dalam tubuh dan meningkatkan respons imun.
"Indikator menunjukkan bahwa bahan amfifilik terbukti meningkatkan kemampuan penetrasi dan imunogenitas dari vaksin," paparnya.
Dengan inovasi ini, Prof. Helmy berharap dapat membawa terobosan signifikan dalam pengembangan obat dan vaksin, sekaligus menjawab tantangan besar dalam distribusi dan efektivitas vaksin di masa depan.
(irb/hil)