Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Ini Gejala hingga Cara Mencegahnya

Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Ini Gejala hingga Cara Mencegahnya

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 17 Des 2024 15:51 WIB
Ilustrasi pembuluh darah.
Ilustrasi pembuluh darah. Simak penyebab, gejala, hingga penangana pembuluh darah pecah. Foto: PIxabay
Surabaya -

Pembuluh darah pecah adalah kondisi medis yang terjadi ketika dinding pembuluh darah-arteri, vena, atau kapiler-terputus atau robek, menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Kejadian ini bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, dan tingkat keparahannya bervariasi, dari yang ringan hingga yang sangat mengancam jiwa.

Kondisi serius ini memerlukan penanganan cepat dan tepat. Dengan mengenali gejala dan penyebabnya, serta melakukan pencegahan yang tepat, dapat mengurangi risiko komplikasi yang lebih parah, bahkan kematian. Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting untuk memastikan diagnosis yang akurat dan pengobatan yang tepat.

Pembuluh Darah Pecah

Dilansir laman Siloam Hospital, pecahnya pembuluh darah sering kali terlihat di bawah permukaan kulit, dengan munculnya bercak-bercak berwarna kemerahan, kecokelatan, atau keunguan yang dikenal dengan sebutan purpura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tampak sebagai kondisi yang mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan, bahaya atau tidaknya kondisi ini sangat bergantung pada penyebab serta jenis pembuluh darah yang pecah. Pembuluh darah pecah dapat disebabkan berbagai hal.

Cedera fisik yang mempengaruhi pembuluh darah kapiler dapat menyebabkan pendarahan kecil yang relatif tidak berbahaya. Namun, pembuluh darah yang lebih besar, seperti yang ada di aorta, perut, dan otak, juga bisa pecah, dan kondisi ini jauh lebih serius.

ADVERTISEMENT

Salah satu contoh yang paling mengkhawatirkan adalah pecahnya pembuluh darah di otak, yang dapat menyebabkan stroke, penyakit mematikan yang membutuhkan penanganan cepat. Bahkan, pembuluh darah pecah bisa menyebabkan kematian.

Lantas, apakah pembuluh darah yang pecah bisa sembuh? Jawabannya tergantung pada jenis dan lokasi pembuluh darah yang terdampak. Misalnya, pembuluh darah yang pecah di mata, umumnya bisa sembuh dalam waktu sekitar 1-2 minggu setelah pengobatan.

Namun, jika yang pecah adalah pembuluh darah di otak, kondisi ini bisa berakibat fatal. Meskipun dalam beberapa kasus pasien bisa sembuh, mereka sering kali harus menghadapi kemungkinan kecacatan atau disabilitas tubuh. Bahkan, pasien yang berhasil sembuh, ada risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa di masa depan.

Secara keseluruhan, penting untuk segera menangani pembuluh darah yang pecah, terutama jika terjadi di area yang lebih vital seperti otak, untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Oleh karena itu, memahami penyebab, gejala, serta cara mencegah pecahnya pembuluh darah sangat penting.

1. Penyebab

Pecahnya pembuluh darah bisa disebabkan berbagai faktor, baik dari dalam tubuh maupun akibat pengaruh eksternal. Berikut beberapa penyebab pembuluh darah pecah yang umum terjadi, dirangkum dari berbagai sumber.

a. Aterosklerosis

Aterosklerosis merupakan salah satu penyebab utama pembuluh darah pecah yang sering terjadi. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah arteri mengalami pengerasan akibat penumpukan plak yang terdiri dari kalsium, kolesterol, dan zat lainnya.

Seiring waktu, penumpukan plak ini semakin mempersempit saluran arteri, sehingga menghambat aliran darah yang seharusnya mengalir dengan lancar. Penyempitan arteri akibat aterosklerosis sangat berbahaya karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius.

Jika plak yang menumpuk terlepas, bisa terjadi pembekuan darah yang memblokir aliran darah sepenuhnya. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya serangan jantung, yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

b. Diabetes

Diabetes juga merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah, khususnya di sekitar organ mata. Kondisi ini terjadi karena diabetes dapat meningkatkan kadar gula darah, yang berisiko merusak pembuluh darah di retina mata. Akibatnya, timbul komplikasi yang dikenal dengan sebutan retinopati diabetik.

Pecahnya pembuluh darah di retina karena diabetes dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang serius. Hal ini bisa menyebabkan penurunan tajamnya penglihatan, atau bahkan kebutaan jika tidak segera ditangani.

c. Trauma atau Cedera

Cedera fisik akibat kecelakaan, pukulan, benturan, jatuh, atau cedera lainnya dapat merusak pembuluh darah di bawah kulit, sehingga menyebabkan pendarahan internal dan seringkali mengakibatkan memar. Biasanya, ini terjadi pada area yang langsung terkena benturan.

d. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab utama pecahnya pembuluh darah. Tekanan darah tinggi dapat melemahkan dinding pembuluh darah, sehingga rentan pecah, terutama pada pembuluh darah yang lebih kecil atau yang sudah mengalami penurunan elastisitas.

e. Aneurisma

Aneurisma adalah pelebaran atau pembengkakan pada dinding pembuluh darah, yang jika tidak terdeteksi dan dirawat, dapat pecah. Aneurisma paling sering terjadi pada pembuluh darah otak (stroke) dan aorta.

f. Gangguan Pembekuan Darah

Penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku. Kondisi seperti hemofilia atau trombositopenia menyebabkan darah sulit membeku, sehingga dapat menyebabkan pendarahan maupun pembuluh darah lebih rentan mengalami kebocoran.

g. Faktor Usia dan Gaya Hidup

Seiring bertambahnya usia, dinding pembuluh darah menjadi lebih rapuh dan rentan akibat kehilangan elastisitas. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan kurangnya aktivitas fisik, juga dapat meningkatkan risiko pembuluh darah pecah.

2. Gejala

Gejala pembuluh darah pecah bisa bervariasi tergantung lokasi dan seberapa parah kerusakan yang terjadi. Berikut beberapa gejala umum pembuluh darah pecah yang sering muncul yang bisa terjadi.

a. Pendarahan

Pendarahan dapat terjadi di luar tubuh atau di dalam tubuh. Pada kondisi yang lebih serius, pecahnya pembuluh darah bisa menyebabkan perdarahan internal atau eksternal. Pada pendarahan internal, sering kali sulit untuk mendeteksi tanpa pemeriksaan medis.

b. Nyeri

Pada pembuluh darah pecah di area tertentu, misalnya otak (stroke), bisa muncul gejala nyeri kepala yang hebat. Sedangkan, jika terjadi di bagian tubuh lain, nyeri atau ketidaknyamanan lokal bisa muncul. Jika pembuluh darah pecah akibat cedera, area yang terdampak bisa mengalami pembengkakan dan nyeri.

c. Kehilangan Kesadaran

Jika pembuluh darah pecah terjadi di otak (misalnya pada stroke), bisa terjadi kehilangan kesadaran, kelumpuhan, atau masalah bicara.

d. Perubahan Warna Kulit

Jika pembuluh darah pecah terjadi di bawah kulit (misalnya memar), kulit bisa berubah warna menjadi biru, ungu, atau merah muda, tergantung pada tingkat keparahan pendarahan.

e. Sesak Napas atau Kelelahan

Jika pembuluh darah pecah terjadi di dalam organ vital seperti jantung atau paru-paru, gejala seperti sesak napas, kelelahan, atau detak jantung yang tidak teratur bisa terjadi.

3. Penanganan Pembuluh Darah Pecah

Penanganan pembuluh darah pecah sangat bergantung pada tingkat keparahan dan lokasi pendarahan. Berikut beberapa langkah yang umum dilakukan dalam penanganan pembuluh darah pecah.

a. Perawatan Darurat

Jika terjadi pendarahan hebat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan pendarahan dengan menekan area yang cedera menggunakan kain bersih atau perban, dan segera cari pertolongan medis.

b. Pemulihan dari Cedera atau Trauma

Pada kasus pembuluh darah pecah akibat trauma, perawatan bisa mencakup pembedahan untuk memperbaiki atau mengganti pembuluh darah yang rusak. Penggunaan obat pereda nyeri juga bisa diberikan untuk mengurangi rasa sakit.

c. Pengobatan untuk Penyakit Penyerta

Pada pembuluh darah pecah yang disebabkan hipertensi atau aneurisma, pengobatan jangka panjang untuk mengontrol tekanan darah atau memperbaiki dinding pembuluh darah mungkin diperlukan. Ini bisa meliputi perubahan gaya hidup, obat-obatan, atau prosedur bedah.

d. Penyuluhan Gaya Hidup Sehat

Mengadopsi gaya hidup sehat yang mencakup pola makan bergizi, olahraga teratur, dan menghindari kebiasaan merokok sangat penting untuk mencegah risiko pembuluh darah pecah di masa depan.

4. Pencegahan Pembuluh Darah Pecah

Untuk mengurangi risiko pembuluh darah pecah, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil. Berikut beberapa langkah pencegahan pecahnya pembuluh darah yang perlu diketahui.

a. Kontrol Tekanan Darah

Menjaga tekanan darah tetap normal sangat penting untuk mencegah kerusakan pada pembuluh darah. Rutin memeriksa tekanan darah dan mengikuti saran dokter adalah langkah pencegahan yang efektif. Rutin memeriksa tekanan darah dan mengelolanya dengan pola hidup sehat untuk mencegah hipertensi.

b. Hindari Cedera Fisik

Menggunakan alat pelindung saat berolahraga atau bekerja di lingkungan yang berisiko bisa mengurangi peluang terjadinya trauma pada pembuluh darah. Hindari risiko cedera dengan cara ini agar tidak mengalami pembuluh darah pecah.

c. Jaga Kesehatan Pembuluh Darah

Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, vitamin C, dan vitamin K, serta menjaga berat badan ideal, dapat membantu menjaga elastisitas pembuluh darah. Makanan seperti sayuran hijau, buah beri, dan jeruk sangat baik dikonsumsi.

d. Rutin Pemeriksaan Medis

Pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mendeteksi masalah pembuluh darah lebih awal, terutama pada mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, atau gangguan pembekuan darah.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads