Seorang pelajar SMP Negeri di Surabaya berinisial CW melapor ke polisi ngaku korban bullying di sekolahnya pada awal Oktober. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana (DP3APPKB) Surabaya telah melakukan pendampingan.
Kepala DP3APPKB Surabaya Ida Widayati menceritakan pada kasus itu pihaknya sudah melakukan pendampingan sejak 4 Oktober. Dari pendampingan terhadap CW itu DP3APPKB Surabaya menemukan bahwa anak itu merupakan anak yang spesial.
"Anak ini adalah anak spesial, (kategori) inklusi slow learner. Dia suka browsing-browsing, terinspirasi dari hasil browsing. Sebenarnya dia cerdik, secara psikologi dia memang inklusi dan punya kelebihan, yaitu cerdik," kata Ida saat dihubungi detikJatim, Kamis (12/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ida mengatakan, sebetulnya kasus yang dialami CW adalah balasan dari temannya karena CW memulai lebih dulu. Ada beberapa kasus ketika CW lebih dulu memukul punggung temannya.
"Awalnya temannya ada yang membiarkan, tapi mungkin karena sudah sering akhirnya dibalas," ujarnya.
"Saya punya rekaman video saat berenang, yang katanya dia di-bully. Itu ada teman perempuannya yang mem-video, saat pelajaran olahraga berenang CW memegang pundak temannya sehingga temannya kesulitan bergerak sehingga dan berontak. Karena berontak CW sempat menendang kemaluan temannya dan temannya membalas dengan memegang kemaluan CW," katanya.
Ida menceritakan bahwa peristiwa itu terjadi saat CW dan kawan-kawannya di sekolah mengikuti pelajaran olahraga di kolam renang pada 26 September. Kemudian awal Oktober lapor ke Polres Tanjung Perak.
CW dinilai sebagai anak yang berani. Ida menyebut berdasarkan cerita CW ke DP3A ialah saat pulang sekolah dia mengaku pernah masuk ke rumah pemenangan Eri Cahyadi di Jalan Kartini. Dia pun menjemput CW dari posko pemenangan Eri Cahyadi dan diantar pulang ke rumahnya.
Pada kasus ini, DP3A sudah melakukan pendampingan sejak awal hingga kini. Pihaknya 2 hari sekali mengantar CW pulang, bahkan Kepala Dispendik Yusuf Masruh juga pernah mengantarnya pulang.
Ida menjelaskan bahwa CW pernah melaporkan kasus yang dia alami ke Komisi D DPRD Surabaya dan salah satu anggota dewan memahami ada sesuatu pada anak laki-laki itu hingga menghubungi DP3A. Pihaknya pun kemudian menjemput dan mengantarkan CW ke rumahnya.
Saat perjalanan, Ida merasa CW belum mencurahkan semua emosi yang dia pendam. Akhirnya, saat di jalan CW meluapkan emosinya hingga AC mobil DP3A jebol. Begitu juga saat melapor ke Polres Tanjung Perak, CW sempat browsing di mana ketika dimediasi kaitan kasus ini nanti ada ganti rugi dari pelaku.
"Nah ini terinspirasi juga. Dia sempat cerita sekolah mau kasih uang dia Rp 500 ribu untuk ganti rugi. Sekolah dan DP3A sudah kolaborasi untuk jaga dia banget. Saat istirahat nggak ada temannya. Sama gurunya kalau istirahat ke ruang guru mainan di ruang guru, sekolahnya juga tidak setiap hari," ujarnya.
Pendampingan yang dilakukan hingga menjalani terapi dan CW kooperatif dibawa ke RS Jiwa Menur menjalani opname selama 5 hari oleh psikiater anak. Ada pun hasilnya bahwa CW diketahui hiperaktif dan slow learner.
"Kemarin sudah didampingi visum ke RS Bhayangkara, di sana visum fisik dan psikolog," ujar Ida.
DP3A berkomitmen akan terus mengerahkan pendampingan psikolog yang sebelumnya didampingi konselor. Pendampingan psikolog untuk menggali sebenarnya CW memiliki potensi kemana, sehingga nanti akan difasilitasi dan dampingi sampai terarah.
"Kalau imajinasinya uang, nanti dari hasil kreatifitas yang diarahkan bisa mendapatkan uang. Rencana terdekat seperti itu. Kami akan dampingi sampai nanti nemu minat bakatnya di mana untuk mengalihkan pikiran negatifnya. Takutnya emosinya nggak stabil. Nanti masih didalami oleh psikolog kami," katanya.
"Upaya semuanya sudah dilakukan, dibawa ke Menur salah satu upaya kita membantu. Tapi karena belum tuntas dibawa pulang paksa keluarganya akhirnya terputus terapinya. Masyarakat kita itu (beranggapan) kalau dibawa ke Menur itu gila, padahal tidak. Ini yang menangani psikiater khusus anak, bukan orang dewasa," katanya.
(dpe/iwd)