Jalan tol TransJawa yang menghubungkan Pulau Jawa dengan jalan bebas hambatan telah digagas pembangunannya sejak 40 tahun lalu. Saat ini, jalan tol TransJawa telah membentang sepanjang 1.023 km, dari Merak, Provinsi Banten, hingga Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Pembangunan tol Transjawa terus dilanjutkan hingga ke Kabupaten Banyuwangi, yang berada di ujung timur Indonesia. Jalan tol sepanjang 175,78 km proses pembangunannya dibagi menjadi dua tahap, yakni Tahap I yang menghubungkan Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 Km, dan Tahap II menghubungkan Besuki-Banyuwangi sepanjang 126,10 Km.
Pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi tahap 1 telah resmi dimulai. Per 30 Oktober 2024, progres tol Probolinggo-Banyuwangi Tahap I (Probolinggo-Besuki) mencapai 55,27%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tol Probowangi seksi 1 juga akan dibuka pada libur Nataru 2024. Ruas jalan tol ini menghubungkan jaringan jalan Tol Trans-Jawa yang sejauh ini sudah tersambung dari Banten hingga Probolinggo Timur. Untuk mengetahui lebih jauh perihal pembangunan tol Probowangi, simak informasi di bawah ini.
Pembangunan Tol Probowangi
Jalan tol Probolinggo-Banyuwangi dimulai pembangunan groundbreaking (peletakan batu pertama) untuk ruas Probolinggo (Gending-Besuki) dengan anggaran Rp 10,7 triliun. Jalan tol ini menghubungkan tiga kabupaten, yaitu Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi, sepanjang 175,4 km, terbagi dalam tujuh seksi.
Pembangunan dibagi menjadi dua tahap, yang mana tahap 1 (Probolinggo-Gending-Besuki, 48,68 km) dan tahap 2 (Besuki-Banyuwangi, 125,72 km). Tahap 1 ditargetkan selesai dalam 18 bulan, dengan Seksi 1 dan 2 selesai pada Agustus 2024, dan Seksi 3 pada Oktober 2024.
Adapun ruas tol Probolinggo-Besuki akan memiliki tiga Simpang Susun (SS), yakni SS Kraksaan, SS Paiton, hingga SS Besuki. Pembangunan ruas jalan tol juga dilengkapi dua lokasi rest area yang terletak di Sta 33+65 di kedua arah, yaitu arah Probolinggo maupun Besuki.
Pembangunan ruas tol Probolinggo-Besuki terbagi dalam tiga paket pekerjaan. Paket 1 meliputi Gending-Kraksaan, Paket 2 Kraksaan-Paiton, dan Paket 3 Paiton-Besuki, yang semuanya ditargetkan rampung dalam jangka waktu 18 bulan.
Pekerjaan Paket 1 dan 2 dimulai bersamaan pada Februari 2023, dengan harapan selesai pada Agustus 2024. Sementara konstruksi untuk Paket 3 dimulai pada April 2023, dan diperkirakan akan selesai pada Oktober 2024. Jalan tol Probowangi dapat memangkas waktu tempuh Probolinggo sampai Besuki.
Di mana, semula perjalanan tersebut sekitar 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 Km/jam. Dengan perkembangan yang pesat, tol ini akan menjadi bagian penting tol Trans-Jawa. Sebab, jalan tol ini membuka akses lebih luas bagi perjalanan antar kota di Pulau Jawa.
Seksi 1 Tol Probowangi Dibuka Saat Libur Nataru 2024
Sebagai informasi, ruas jalan tol Probowangi (Probolinggo-Banyuwangi) untuk Seksi 1 meliputi wilayah Gending-Kraksaan akan dibuka saat libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) dengan panjang sekitar 12,9 km.
Dilansir detikNews, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana mengoperasikan sejumlah ruas jalan tol baru, dan membuka beberapa ruas tol fungsional secara gratis selama periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025.
Menteri PU Dody Hanggodo dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI menyatakan, sejumlah tol fungsional sementara yang akan dibuka sepanjang total 120,4 km, yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera. Rinciannya, sepanjang 90,4 km di Sumatera dan 29,98 km di Jawa.
Selain itu, terdapat pula ruas jalan tol baru sepanjang sekitar 196 km yang juga tersebar di kedua pulau tersebut. Adapun tambahan ruas jalan tol fungsional untuk wilayah Jawa meliputi sebagai berikut.
- Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Seksi 3 Segmen Kutanegara-Sadang) 8,5 km.
- Tol Solo-Yogyakarta-NYIA (Seksi 1.2 Segmen Klaten-Prambanan) 8,6 km.
- Tol Probolinggo-Banyuwangi (Seksi 1 Gending-Kraksaan) 12,9 km.
Informasi yang dihimpun, tol Probowangi Gending-Kraksaan mulai beroperasi pada 21 Desember 2024 hingga 5 Januari 2024 pukul 06.00-16.00 WIB. Pembukaan tol Probowangi seksi 1 untuk mengurangi kemacetan saat Nataru.
Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)