Kabupaten Pasuruan dilanda banjir setiap tahun. Bencana ini datang tidak dapat ditolak saat sungai-sungai besar meluap karena tidak mampu menampung air hujan. Belasan hingga puluhan desa di ujung barat ke timur terendam.
Sebagian besar warga hanya bisa pasrah dan bersiaga menghadapi banjir. Namun banyak warga yang terus berharap pemerintah bisa menghentikan banjir tahunan.
Warga Desa Kawisrejo, Kecamatan Rejoso, masih optimis desanya bisa terbebas dari banjir. Mereka berharap bupati yang baru terpilih, Rusdi Sutejo, mampu mengatasi bencana yang seolah sudah dianggap biasa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rofiudin (45), mengatakan warga sangat terganggu dengan banjir yang merendam jalan dan rumah-rumah, sekolah hingga tempat ibadah. Warga tidak bisa melakukan aktifitas produktif seperti bekerja dan lainnya.
"Harapannya pemerintah yang baru ini melihat, turun ke bawah lah, masyarakatnya kalau kena bencana gini kan kasihan. Apalagi yang harus bekerja tiap hari buat makan," kata Rofiudin, Sabtu (7/12/2024).
Faris Riski Kurniawan (17) juga berharap pemimpin baru Kabupaten Pasuruan bisa membawa perubahan. Ia yakin masalah banjir bisa diatasi jika pemimpinnya punya kemauan kuat.
"Harus ada perubahan. Mas Rusdi (Bupati Pasuruan terpilih) harus bisa," tegasnya.
Wildan (24) mengungkapkan banjir di desanya semakin parah dari tahun ke tahun. Ia meminta sungai-sungai dinormalisasi untuk mengatasinya.
"Dua tahun ini parah. Tahun-tahun sebelumnya hanya sebetis (setinggi betis), dua tahun ini seperut (setinggi perut). Tolong, pemerintah, normalisasi sungai-sungai," ujarnya.
Banjir melanda 19 desa di Kabupaten Pasuruan disebabkan meluapnya sungai-sungai besar, Jumat (6/12/2024) petang. Belasan desa ini tersebar di enam kecamatan wilayah barat dan timur, antara lain Winongan, Kraton, Rejoso, Gondangwetan, Beji dan Grati.
Banjir di sebagian desa belum surut hingga Sabtu (7/12). Sebagian desa sudah surut dan warga melakukan bersih-bersih rumah dari endapan lumpur.
(abq/fat)