Tewasnya Whiscyka Zafira Islamay Agustin alias Cika (17) membuat jalur pendakian ke Gunung Penanggungan di Mojokerto ditutup sementara. Pasalnya, di tengah cuaca ekstrem, jalur kian licin dan rawan air bah dari kawasan puncak.
Pengurus Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Seloliman, Suwarno mengatakan, seluruh jalur pendakian ke Gunung Penanggungan ditutup sementara. Mulai dari jalur Tamiajeng, Kedungudi dan Jolotundo di Kecamatan Trawas, sampai jalur Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro, Mojokerto.
"Penutupan sementara sampai batas yang belum ditentukan. Pertimbangannya cuaca ekstrem menyebabkan jalurnya lebih licin, arus deras juga bisa tiba-tiba datang," terangnya kepada wartawan, Sabtu (7/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan jalur pendakian ke Gunung Penanggungan ditutup sementara pasca tragedi yang menewaskan Cika, pendaki asal Desa Sumengko, Jatirejo, Mojokerto pada Jumat (6/12). Cika mendaki berdua dengan temannya, Mutiara (16) melalui Basecamp Jolotundo.
Jalur Jolotundo dikelola LMDH Seloliman dan Perhutani KPH Pasuruan. Melalui jalur ini, para pendaki bisa mengakses Gunung Bekel 1.238 mdpl dan Gunung Penanggungan 1.653 mdpl. Banyak situs purbakala di sepanjang rute pendakian.
"Kejadian seperti ini (Cika terseret arus bah) baru kali ini sejak jalur pendakian Jolotundo dibuka secara resmi tahun 2015," jelas Suwarno.
Jalur Jolotundo di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto ramai pendaki saat akhir pekan. Menurut Suwarno, rata-rata 175 pendaki naik ke Gunung Bekel atau Penanggungan. Sedangkan saat hari biasa, hanya 8-20 pendaki yang muncak.
"Kalau santai (waktu tempuh) sekitar 2-3 jam ke Bekel, ke Penanggungan 4 jam. Ke Bekel melalui pos 2 bisa untuk istirahat, rute ke Penanggungan ada 4 pos pendakian," tandasnya.
Cika mendaki hanya berdua dengan Mutiara. Keduanya bertolak dari Basecamp Jolotundo pada Jumat (6/12) sekitar pukul 12.00 WIB. Tujuan mereka adalah puncak Gunung Bekel, anak Gunung Penanggungan. Posisinya di sebelah barat puncak Pawitra.
Setelah melewati pos 2, Cika dan Mutiara harus menyeberangi Watu Talang yang lebarnya sekitar 4 meter. Mereka sampai di Watu Talang sekitar pukul 15.30 WIB saat hujan deras.
Watu Talang menjadi jalan air hujan dari kawasan puncak menuju ke Jolotundo. Terdapat pegangan dari bambu dan kawat baja untuk memudahkan para pendaki menyeberanginya. Sedangkan lantainya berupa bebatuan. Air hanya melewatinya saat hujan.
Cika sempat takut menyeberangi Watu Talang. Sehingga ia meminta Mutiara menyeberang duluan. "Kemudian korban menyusul, hampir sampai, saat tangannya akan digapai temannya, korban terseret arus," tandas Hasan, anggota Tim SAR Penanggungan.
Mutiara lantas menelepon petugas di Basecamp Jolotundo untuk melaporkan hilangnya Cika. Ia membatalkan pendaikan ke Gunung Bekel karena ingin segera mencari bantuan. Tewasnya Cika membuatnya syok berat.
(abq/fat)