Gelombang tinggi hingga 4 meter mengancam perairan Jawa Timur pada 6 hingga 8 Desember 2024. Hal ini sebagaimana peringatan dini gelombang tinggi yang dikeluarkan oleh BMKG Tanjung Perak Surabaya.
Beberapa wilayah yang kemungkinan terdampak gelombang tinggi antara 2,5 meter hingga 4 meter, antara lain perairan Tuban, perairan Lamongan, perairan Gresik bagian utara, perairan utara Bangkalan, perairan utara Sampang, dan perairan utara Pamekasan.
Kemudian, perairan Sumenep bagian utara, perairan Kepulauan Sapudi bagian utara, perairan Kepulauan Kangean bagian utara dan timur, Alus Penyebrangan Barat Surabaya (APBS), perairan Sumenep bagian selatan, perairan Sapudi bagian selatan, dan perairan Kepulauan Kangean Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perairan Pacitan, perairan Trenggalek,perairan Tulungagung, perairan Blitar, perairan Malang, perairan Lumajang, perairan Jember, hingga perairan Banyuwangi juga diperkirakan turut terdampak gelombang tinggi.
Sementara, beberapa wilayah lain seperti perairan Masalembo, perairan Bawean bagian utara dan selatan, perairan Tulungagung, dan perairan Blitar juga diperkirakan mengalami gelombang tinggi. Ketinggiannya diperkirakan mencapai 1,25 meter sampai 2,5 meter.
Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Ady Hermanto menjelaskan, salah satu faktor penyebab gelombang tinggi hingga 4 meter di perairan Jatim karena pola angin.
"Pola angin di wilayah provinsi Jawa Timur saat ini umumnya bergerak dari Barat-Barat Laut dengan kecepatan angin antara 7-29 knot, kecepatan angin tertinggi terpantau di wilayah Perairan Masalembo," jelas Ady saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (6/12/2024).
Selain itu, adanya awan hujan yang semakin signifikan juga turut mempengaruhi ketinggian gelombang ini.
"Lalu adanya daerah shearline (belokan angin) di Laut Jawa menyebabkan pertumbuhan awan hujan cukup signifikan, terutama di Laut Jawa bagian timur," tutur Ady.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat yang akan beraktivitas di wilayah pesisir, untuk selalu waspada.
Khusus untuk nelayan atau masyarakat yang akan melakukan aktivitas pelayaran, BMKG memberikan imbauan untuk perahu nelayan perlu mewaspadai apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kemudian, kapal tongkang harus waspada dengan kecepatan angin jika lebih dari 16 knot serta tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Lalu, kapal ferry dapat waspada apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot diiringi tinggi gelombang yang bisa tiba-tiba terjadi di atas 2,5 meter.
BMKG juga mengimbau masyarakat selalu mengikuti update terkait ketinggian gelombang maupun risalah cuaca ketika akan beraktivitas.
(hil/fat)