BPBD Kota Kediri melakukan mitigasi dan assesment air Sungai Brantas. Ini karena air sungai meningkat dan meluber ke permukiman.
Mitigasi dan asesmen dilakukan di sejumlah lokasi tambangan atau perahu yang digunakan warga untuk menyeberang Sungai Brantas dari arah barat ke timur atau sebaliknya agar ditutup sementara.
Penutupan tambangan perahu tersebut terjadi di lingkungan Miri, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri mulai Jumat (29/11/2024). Penutupan tambangan tersebut dikarenakan dampak Sungai Brantas yang meluap hingga ke bibir tanggul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pemilik tambangan Miri, Saiful, mengatakan meluapnya Sungai Brantas sudah terjadi sejak, Kamis (28/11) sekitar pukul 20.00 WIB.
"Soalnya kondisi air meluap sekitar pukul 20.00 WIB sampai dini hari arus Sungai Brantas deras sekali," kata Saiful.
Saiful menambahkan, derasnya luapan Sungai Brantas itu juga menerjang jembatan bambu tambangan hingga rusak. Luapan Sungai Brantas tersebut juga membawa berbagai material sampah seperti plastik, eceng gondok, hingga pohon dan ranting bambu.
Ia bersama sejumlah rekan pengelola tambangan telah melakukan pembersihan material sampah hingga dini hari. "Pagi tadi sudah reda, kalau malam tadi sampahnya banyak sekali," ujar Saiful.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kota Kediri Joko Arianto, menyebut sudah melakukan imbauan kepada pengelola tambangan untuk menutup operasional. Karena derasnya arus Sungai Brantas.
Ia menyampaikan, meluapnya Sungai Brantas yang melintasi Kota Kediri ini akibat hujan lebat yang berada di hilir wilayah Blitar.
"Kalau di sana Sungai Brantas meluap, otomatis akan melintasi aliran selanjutnya termasuk di Kota Kediri," jelas Joko.
Tidak hanya di sekitar lokasi tambangan perahu, tim BPBD Kota Kediri juga melakukan pemantauan di sejumlah titik Sungai Brantas, seperti di Jembatan Brawijaya Kota Kediri dan Taman Brantas.
(abq/iwd)