.webp)
Bidang entrepreneur banyak diminati, bahkan bisa dipelajari sejak dini. Guna mengembangkan minat dan bakat, siswa kelas X SMA Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya telah meluncurkan inovasi bisnis bernama Holistica Student Company.
Holistica Student Company berfokus pada produk inovatif berupa sabun berbahan dasar limbah kulit jeruk. Program merupakan kolaborasi antara SMA SAIM, Zurich Foundation Indonesia, dan Prestasi Junior Indonesia bertujuan mengasah keterampilan praktis siswa menghadapi tantangan global.
Visi Holistica Student Company ialah menciptakan produk yang memberikan dampak positif di masyarakat dengan menciptakan produk yang mengedepankan pada manfaat dan kemudahan pengguna. Misi perusahaan meliputi mengembangkan produk yang intuitif dan solutif, mengutamakan kualitas agar bisa dinikmati semua lapisan masyarakat, dan menawarkan produk dengan harga terjangkau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa kelas X SMA SAIM sekaligus Finance Director Holistica Student Company, Abiyasa Ari Hanggoro menjelaskan perusahaan menerapkan sistem investasi. Perusahaan menawarkan saham seharga Rp 30.000 per lembar dengan total 34 lembar saham, lalu investor diperbolehkan membeli maksimal satu lembar saham.
"Saham akan dikembalikan pada Mei 2025 beserta keuntungan yang dihitung menggunakan sistem Earnings Per Share (EPS). Jika target laba bersih Rp1.000.000 tercapai, investor akan menerima keuntungan sebesar Rp9.999 per lembar saham, sehingga total pengembalian menjadi Rp39.999 per saham," jelas Iyas, Senin (25/11/2024).
 Siswa SMA Sekolah Alam Insan Mulia dalam Persentasi Bisnis/ Foto: Istimewa |
Holistica Student Company menargetkan penjualan 34 unit sabun pada bulan November dan 64 unit pada Desember, dengan proyeksi konsisten hingga 2025. Selain berorientasi pada keuntungan, Holistica Student Company memiliki program CSR berupa penanaman satu pohon setiap 25 produk yang terjual. Penanaman berlokasi di Mangrove Wonorejo Surabaya.
"Peluncuran Holistica Student Company ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berbasis entrepreneurship dapat melatih siswa menjadi agen perubahan dengan ide-ide kreatif yang memberikan dampak positif bagi masyarakat," ujarnya.
Kepala Sekolah SMA SAIM Surabaya, Kun Muchsinan mendukung pembelajaran praktis dan inovasi dari siswa. Ia juga memberikan apresiasi atas usaha para siswa dalam membangun bisnis.
"Ini bukan hanya tentang pembelajaran akademik, tetapi praktik langsung merancang dan mengelola bisnis. Proyek ini sejalan dengan visi SMA SAIM sebagai sekolah entrepreneur. Sejak bulan Agustus, anak-anak telah bekerja keras membangun perusahaan ini dengan dukungan orang tua," kata Kun.
Pada peluncuran inovasi ini menghadirkan wali murid untuk memberikan dukungan moral dan material. Apalagi anak-anak akan menghadapi dinamika dan tantangan di masa mendatang.
"Dengan kolaborasi yang harmonis, kita berharap target-target mereka selama satu tahun ke depan dapat tercapai," ujarnya.
Sementara guru pembimbing, Dwi Setiyaningsih mengatakan, ide bisnis ini merupakan wujud inovasi siswa berbasis kepedulian.
"Produk inovatif kami, sabun Orenzee, adalah bentuk pemanfaatan limbah kulit jeruk. Anak-anak memadukan metode pembelajaran Science, Technology, Engineering, Art, and Math (STEAM), untuk menciptakan produk yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memberikan solusi nyata," pungkasnya.
(ihc/fat)
