Kondisi kesehatan puluhan anjing-anjing yang diduga diselundupkan dari Bali ke Solo makin menurun. Bahkan 1 ekor anjing mati diduga terlalu lama disekap dengan kondisi dibungkus dalam karung hingga mulut diikat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan Banyuwangi, Nanang Sugiharto menyatakan, pihaknya telah menerjunkan tim kesehatan hewan melakukan pengecekan dan observasi di lokasi penyekapan tersebut.
"Ada kejadian yang mati ini harus menjadi kewaspadaan kita. Mati penyebabnya apa, meskipun dalam penglihatan kita bahwa secara konvensional umum memang ada kelemahan waktu itu," kata Nanang saat dikonfirmasi, Minggu (27/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nanang, secara umum anjing yang mati tersebut diduga karena lemah. Pemicunya bisa dehidrasi karena sempat lama tidak minum, kesalahan pengangkutan dan bisa juga dipicu salah penampungan.
Meski begitu, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mengambil sampel. Ini gunanya untuk diteliti di laboratorium sebagai upaya pencegahan dan kewaspadaan.
"Untuk kewaspadaan kita kan ada yang mati dan menjadi perhatian biar tidak ada kasus apapun kita coba ambil sampel hari ini untuk melakukan diagnosa bahwa agar kita ketahui secara penelitian," tegasnya.
Nanang menyatakan, sampel berupa kepala anjing yang telah diambil pada Minggu sore ini langsung dibawa ke Balai Besar Yogyakarta.
"Harus kita waspada tetap kita ambil sampel nanti karena sampel pemeriksaan tidak bisa kita lakukan maka kami kirim ke balai Besar Yogyakarta," lanjutnya.
Sebelumnya, Sabtu (16/11/2024) aktivis peduli hewan dan pecinta anjing menggerebek rumah yang dicurigai sebagai lokasi penampungan anjing di Dusun Trembelang, Desa/Kecamatan Cluring, Banyuwangi.
Ditemukan sebanyak 64 anjing dalam kondisi mulut terikat dan ditali didalam karung. Anjing-anjing yang diduga berasal dari Karangasem Bali tersebut rencananya akan dipasarkan ke Solo Raya untuk dikonsumsi.
(erm/fat)