Kisah Pasutri Guru di Jombang Naik Haji Lewat Jalur 'Prestasi'

Kisah Pasutri Guru di Jombang Naik Haji Lewat Jalur 'Prestasi'

Amir Baihaqi - detikJatim
Jumat, 15 Nov 2024 23:14 WIB
Pasutri asal Jombang, Muhammad Bahrudin Kurniawan dan Izzatul Laila saat haji
Pasutri asal Jombang, Muhammad Bahrudin Kurniawan dan Izzatul Laila saat haji (Foto: Dok. Istimewa/Muhammad Bahrudin Kurniawan)
Jombang -

Salat di Masjidil Haram menjadi salah satu momen yang paling berkesan buat Muhammad Bahrudin Kurniawan selama ibadah haji 2024. Sebab di situ, ia paling merasakan ketenangan luar biasa secara lahir dan batin.

Pria 46 tahun itu juga mengaku selama salat di pelataran tawaf Ka'bah itu, badannya yang awalnya sedang tidak fit karena cuaca mendadak menjadi sehat kembali. Hal itu dibuktikan berkali-kali.

Untuk begitu, saat ia merasakan badan tidak fit karena cuaca, ia segera buru-buru salat di Masjidil Haram. "Saya merasa nyaman, enak. Yang awalnya badan meriang, batuk-batuk itu sembuh," beber Baharudin kepada detikJatim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi pas pulang ke hotel lagi, ya agak terasa lagi (tidak enak badan)," imbuhnya.

Tak hanya Baharudin, namun kejadian unik itu juga dialami oleh istrinya, Izzatul Laila (41) yang juga turut ikut menunaikan rukun Islam kelima bersama.

ADVERTISEMENT

"Itu tidak saya saja, tapi istri saya juga kalau merasa tidak enak badan pasti salat ke Masjidil Haram dan sehat," ungkap Baharudin.

Meski demikian, Baharudin menyebut pengalaman selama ibadah haji bersama istrinya berkesan semuanya. Bahkan ia masih mampu mengingat semua tahapan proses haji yang dilakukan mulai dari berangkat dari rumah hingga setiba di Tanah Suci.

"Saya masih bisa mengingat detailnya mulai berangkat dari rumah, ke asrama haji, naik pesawat, sampai di sana Insayallah saya masih ingat dengan baik. Dan semua sangat berkesan terutama saat di sana," tuturnya.

Pasutri asal Jombang, Muhammad Bahrudin Kurniawan dan Izzatul Laila saat hajiPasutri asal Jombang, Muhammad Bahrudin Kurniawan dan Izzatul Laila saat haji (Foto: Dok. Istimewa/Muhammad Bahrudin Kurniawan)

Baharudin lalu menuturkan proses bagaimana ia bisa naik haji. Dengan modal niat dan keyakinan, ia lantas memberanikan diri mendaftar pada tahun 2012 dengan menggunakan dana talangan di bank syariah.

"Saat itu saya diberi waktu sekitar dua tahun untuk melunasi. Dan tepat setahun saya dan istri bisa melunasinya. Lalu baru berangkat pada tahun 2024," terang ayah dua anak itu.

Menariknya, dana yang digunakan untuk mendaftar haji sebagian besar berasal haji dari hasil sisa beasiswa dan berbagai lomba yang dimenangkan. Uang hadiah itu kemudian dikumpulkan kemudian digunakan disetorkan untuk pendaftaran haji bersama istrinya.

"Itu awalnya kita pakai dana talangan kemudian kita lunasi selama satu tahun. Ya alhamdulillah satu tahun persis itu Alllah mudahkan melunasi dana talangan dari BRI Sayriah," ungkap Baharudin.

Baharudin dan istrinya, Izzatul merupakan pasangan suami istri guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Izzatul merupakan guru di SMAN 2 Jombang dan Bahrudin adalah guru di SMPN 2 Jombang sekaligus pembina tahfiz Al-Qur'an.

Tercatat puluhan lomba kerap dimenangkan keduanya seperti Juara 1 Guru PAI berprestasi Provinsi Jatim, peringkat 5 Olimpiade Guru PAI tingkat Nasional, Juara 1 guru prestasi Kementerian Agama Kabupaten Jombang dan Dispendik Jombang, hingga Juara 1 Guru PAI Inspiratif Kemenag Kabupaten Jombang.

Gayung pun bersambut, keduanya kemudian dipanggil untuk menunaikan haji pada tahun 2024. Tak hanya itu, selama di Tanah Suci juga mereka kerap membantu jemaah haji lansia sebagai bentuk tolong menolong sesama jemaah.

"Kami berusaha membantu rombongan semoga haji bareng-bareng, biasanya gantian sesuai kebutuhannya apa, kalau misal pakai kursi roda kita bantu untuk mendorongnya. Sesuai kebutuhan saling membantu," terang Baharudin.

Menurut Baharudin, semua orang sebenarnya bisa berhaji dan tak harus menunggu untuk punya uang dahulu. Sebab hal yang paling utama adalah niat dan berusaha. Sebab selalu ada saja jalan yang bagi orang-orang yang punya niat dan usaha.

"Saya juga dulu sempat jaul baju, pakaian selama proses mendaftar itu. Dan alhamdulillah dagangan laris," ujar Baharudin.

Ia lalu menyinggung bagi orang-orang kaya dan mampu yang belum bersedia naik haji dengan berbagai alasan. Ia menyebut biasanya orang tersebut merasakan sayang pada uangnya.

"Kalau pengalaman saya yang saya temui itu biasanya eman dengan uangnya. Perhitungannya mending dibelikan ini diinvestasikan ini dari pada buat haji. Nah itu yang saya rasakan," jelas Baharudin.

Ia juga menyinggung orang yang enggan berhaji meski mampu karena takut masih bergelimang dosa. Untuk hal ini, Baharudin menyebutnya sebagai perasaan ketakutannya sendiri.

"Ndak ada itu, kita ke sana (haji) itu karena ingin membersihkan diri. Kok takut, khawatir. Ya kalau saya karena biasanya itu eman uangnya," tutur Baharudin.

Untuk itu, ia lalu mengajak kepada siapa saja yang berkeinginan naik haji harus memulai dengan niat yang tulus, kuat dan berusaha. "Sebab pasti ada jalan, bisa dari mana saja. Dan itu sudah saya rasakan," tandas Baharudin.

Sedangkan terkait fasilitas selama haji. Baharudin menyebut haji 2024 pelayanannya sangat baik. Ia lantas menyebut berita mengenai buruknya pelayanan hanya rumor yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

"Itu tidak benar itu yang di berita pelayanannya buruk. Semua baik dan saya merasakan sendiri juga soal makanan hingga penginapan. Kalau ada bilang gak enak itu masalah lidah saja.Ada yang bilang tidak enak tapi saya lihat ya habis makanannya," tandasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads