10 Bulan, 167 Anak Jalanan Dicakup Satpol PP Surabaya

10 Bulan, 167 Anak Jalanan Dicakup Satpol PP Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 10 Nov 2024 19:31 WIB
Potret anak jalanan yang diamankan Satpol PP
Potret anak jalanan yang diamankan Satpol PP Surabaya (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Satpol PP Surabaya rutin melakukan penindakan humanis ratusan anak jalanan setiap harinya. Anak jalanan yang ditemukan dengan kondisi berbeda-beda. Mulai berasal dari tempat yang jauh hingga tak memiliki orang tua.

Anak jalanan yang ditemukan diserahkan ke Dinas Sosial. Kemudian mendapatkan pembinaan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih Surabaya.

"Anak-anak yang kami jangkau dan outreach itu juga kami data. Data setiap anak pun dicatat dalam aplikasi by name by address yang terintegrasi antara Satpol PP dan Dinsos, sehingga memudahkan pengawasan dan penanganan lebih lanjut," kata Kepala Satpol PP Sudabaya M Fikser, Minggu (10/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data Dinas Sosial, anak jalanan di Surabaya mencapai ratusan anak tiap tahunnya. Tahun 2022, anak jalanan di Surabaya mencapai 148 anak, kemudian menurun di 2023 menjadi 134 anak dan kembali meningkat pada 2024 menjadi 167 anak.

Selain bekerjasama dengan Dinsos, Satpol PP juga bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) maupun LSM pemerhati anak untuk menindaklanjuti anak jalanan di Surabaya.

ADVERTISEMENT

"Menangani anak-anak ini jadi tidak terkesan represif, atau bahkan seperti penggerebekan. Jadi penanganan dan pola khusus ini bagaimana cara pendekatan supaya mereka tidak takut dengan kita," ujarnya.

Lokasi anak jalanan berada hampir di semua kecamatan, mulai dari Kenjeran, Asemrowo, Sukomanunggal dan perbatasan Waru. Satpol PP akan melakukan penjangkauan apabila menemukan anak di jalan, terutama yang sedang ngamen, menumpang truk atau sekadar nongkrong di traffic light.

Satpol PP juga melakukan pendalaman dengan menanyakan alasan anak itu berada di jalanan, kondisi keluarga, maupun riwayat sekolah. Jika anak tersebut masih sekolah, maka akan menghubungi guru dan keluarganya.

Selain itu melibatkan Dinas Pembedayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) untuk pendekatan lebih lanjut.

Selain itu, razia terhadap anak jalanan juga menjangkau masalah minuman keras melibatkan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk pemeriksaan kesehatan.

"Kami melakukan pemeriksaan kesehatan. Kalau kita temukan narkoba, kita koordinasikan dengan BNN (Badan Narkotika Nasional). Kalau pemeriksaan kesehatan selesai, baru tahapan berikutnya pendalaman ke keluarga," jelasnya.

Kepala Surabaya Anna Fajrihatin mengatakan, Pemkot telah membentuk tim terpadu. Tim ini bergerak menangani anak-anak jalanan yang tersebar di semua wilayah kecamatan.

"Kami bekerja sama dengan Satpol PP, DP3APPKB, dan Dinas Pendidikan untuk melakukan outreach atau penjangkauan kepada anak-anak yang ditemukan di jalanan," kata Anna.

Anna menekankan pentingnya peran orang tua dan lingkungan dalam membentuk perilaku anak. Sebab, kata dia, di era sekarang, banyak anak yang terpengaruh lingkungan dan gaya hidup yang kurang baik.

"Pengaruh teman sebaya itu sangat kuat. Jika lingkungan atau temannya baik, anak akan ikut positif. Sebaliknya jika lingkungan atau temannya negatif, anak akan terjerumus dalam perilaku yang tidak diinginkan," ujarnya

Oleh sebab itu, fenomena anak jalanan saat ini semakin kompleks dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya. Hal ini mengingat perkembangan lingkungan sosial dan teknologi informasi yang pesat.

"Kami juga kembali mengimbau kepada orang tua agar lebih peduli, karena saat ini memang permasalahan anak tidak sama seperti dulu, sekarang sudah semakin berkembang. Jadi sekali lagi kepedulian lingkungan sekitar untuk anak-anak kita sangat penting," pungkasnya.




(ihc/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads