Di media sosial, banyak bermunculan video yang menggambarkan guru enggan menegur siswanya di sekolah karena takut dipolisikan. Video sindiran ini diketahui karena maraknya kasus guru dipolisikan wali murid.
Calon Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun merasa prihatin dengan kasus guru dipolisikan. Menurutnya, ketika guru mencubit atau memukul dengan penggaris bukan ingin mencelakai anak, tetapi mendidik dengan kasih.
"Guru itu adalah orang tua kita, orang yang sayang agar anaknya berhasil, orang tua yang mendidik anaknya di rumah, ketika di sekolah guru yang mendidik. Saya dulu dicubit, dipukul penggaris kayu malah ketawa lari dikejar, saya pulang saya cerita malah dimarahi karena nggak nurut sama guru, kata orang tua saya kalau mau menjadi orang yang berhasil harus hormat sama guru karena guru orang tua, nggak mungkin guru marah kalau anaknya nggak nakal," kata Eri kepada detikJatim di Jalan Kartini, Jumat (1/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eri pun ingin mempertemukan wali murid dengan guru. Di mana kedua pendidik baik di rumah maupun di sekolah diberi edukasi bagaimana mendidik anak ketika salah.
"Saya nanti insyaallah ingin bertemu orang tua di Surabaya mengumpulkan dengan guru, ketemu bareng, seperti apa yang tidak boleh. Kalau guru memukul sampai berdarah, dipukul kepala sampai berdarah. Dulu berdiri kaki satu seperti kung fu dan siswa dulu ketawa bahagia. Tapi kenapa hari ini menghukum begitu orang tuanya nggak terima," jelasnya.
Ia mengatakan, pelajaran saat ini harus punya mental dan kasih sayang yang kuat. Bila anak-anak sekolah dihukum guru sudah marah, bagaimana dengan menghadapi kerasnya dunia. Oleh karena itu banyak sosialisasi.
"Nanti saya kumpulkan orang tua, karena saya sudah punya program itu. Karena saya melihat banyak guru memarahi murid dan dilaporkan. Guru mau berekspresi mendidik anak berkarakter," ujarnya.
"Saya punya program, saya kumpulkan guru dan orang tua secara bergelombang. Saya akan bicara di sana. Kalau sedikit-sedikit guru dilaporkan, lalu gimana nasib guru. Maka saya mau membedakan dulu dengan sekarang," tambahnya.
Wali kota yang sedang cuti ini berpesan kepada guru untuk menjaga murid, ditanamkan pengajaran memiliki jiwa kebangsaan. Kemudian untuk wali murid, Eri mengingatkan bahwa guru merupakan partner orang tua mendidik anak di sekolah agar memilik ijiwa kebangsaan kuat, kepribadian kuat dan disiplin.
"Saya berharap kepada anak-anak, ketika dihukum guru itu bukti guru sayang, kalau nakal nggak dihukum mau jadi apa nanti. Kalau dihukum ceritakan dengan sebenarnya kenapa dihukum, alasannya apa. Kalau dijiwit, dulu dijiwit sampai merah tapi bukan berarti ada bekasnya karena kekerasan. Ayok kita buat saling mengajar menjadi tempat aman, ramah, nyaman dan bahagia, guru seperti orang tua," pungkasnya.
(abq/iwd)