Makian Ini Bikin Kepengurusan 3 Anggota BEM FISIP Unair Dibekukan

Makian Ini Bikin Kepengurusan 3 Anggota BEM FISIP Unair Dibekukan

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 28 Okt 2024 11:45 WIB
BEM FISIP Unair dibekukan karena mengirim karangan bunga kritik pelantikan Prabowo-Gibran.
Karangan bunga ini berujung pembekuan di kepengurusan BEM FISIP Unair (Foto: Istimewa)
Surabaya -

BEM Fakultas Ilmu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) mengkritik pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, dengan mengirim karangan bunga. Namun, hal itu justru membuat BEM FISIP dibekukan oleh dekanat.

Rupanya setelah diusut, mengerucut jika karangan bunga itu tanggung jawab dari pengurus BEM. Mereka yang bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan. Ke-3 orang itu yakni Ketua BEM, wakil ketua BEM dan menteri politik.

Ada kata-kata fatal yang membuat dekanat membekukan kepengurusan tiga anggota BEM FISIP Unair, yakni kata 'baji**' dalam karangan bunga tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dekanat menilai tidak beretika menggunakan kata bajingan, menurut saya tidak sopan dan itu mengaburkan substansi. Silahkan mengkritik, tidak masalah. Substansi yang disampaikan semua orang sudah tahu dan kami nggak melarang," kata Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto saat ditemui detikJatim sebelum melakukan pertemuan dengan BEM FISIP, Senin (28/10/2024).

Menurutnya, penggunaan diksi pada karangan bunga yang dipakai bisa memberikan penilaian terhadap wajah FISIP Unair. Hal inilah yang membuat pihaknya keberatan.

ADVERTISEMENT

"Penggunaan diksi dan kemudian publik mengonstruksi wajah dari FISIP Unair, itu saya keberatan. Karena kami tidak pernah mendorong mahasiswa menggunakan diksi-diksi yang kasar. Tetap dengan koridor ilmiah, dengan data, karena ini mahasiswa. Kalau mahasiswa, harus dengan data dengan argumentasi yang kuat," jelasnya.

Pemberian karangan bunga hingga pembekuan BEM FISIP Unair menjadi viral di media sosial. Prof Bagong memastikan tidak ada tekanan dari pusat atau rektorat, dan permasalahan ada di wilayah fakultas.

"Kader pusat menyerahkan kepada FISIP untuk menangani dan saya sebagai dekan menangani dengan cara, saya akan membekukan sementara itu sambil menunggu penjelasan mereka," ujarnya.

Prof Bagong juga menegaskan kalimat karangan bunga yang dibuat BEM FISIP bukanlah satire.

"Itu bukan satire, itu sarkasme, satire bukan seperti itu. Jadi yang saya persoalkan justru ini masuk pada wilayah hate speech. Saya sering menulis, dosen FISIP juga sering menulis. Kita itu mengkritik orang yang melakukan hate speech. Lah kok mahasiswa saya melakukan seperti itu, ya saya tentu keberatan. Dan saya akan melakukan pembinaan kepada mereka untuk tidak melakukan hal yang sama dengan orang-orang yang selama ini kami kritik," pungkasnya.

Berikut kata-kata dalam karangan bunga itu: 'Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (Baji** Penghancur Demokrasi)'.

Karangan bunga satire itu lalu viral di medsos X dan TikTok dengan respons pro-kontra dan dukungan dari mahasiswa, khususnya Unair.




(esw/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads