Dekan FISIP Unair: Kegiatan BEM Jangan Jadi Politik Jalanan dengan Diksi Kasar

Dekan FISIP Unair: Kegiatan BEM Jangan Jadi Politik Jalanan dengan Diksi Kasar

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 28 Okt 2024 10:55 WIB
Dekan Fisip Unair Prof Bagong Suyanto
dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto menegaskan kegiatan BEM harus sesuai dengan koridor yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Bukan kegiatan-kegiatan politik jalanan menggunakan diksi-diksi yang kasar.

"Tetap dalam koridor yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi kegiatannya jangan sampai didekredasi menjadi kegiatan politik jalanan menggunakan diksi-diksi yang kasar," kata Prof Bagong saat ditemui detikJatim sebelum melakukan pertemuan dengan BEM FISIP, Senin (28/10/2024).

Dia menambahkan pada intinya mahasiswa menyampaikan aspirasi tetap dalam koridor dan menggunakan diksi yang sesuai dengan akademik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diksi yang digunakan tidak boleh di luar kultur akademik. Itu poin yang paling penting kami sampaikan," ujarnya.

Sementara saat ditanya soal kegiatan BEM FISIP, Prof Bagong memastikan tidak ada masalah dan diharapkan terus berjalan. Namun tidak untuk tiga petinggi BEM FISIP.

ADVERTISEMENT

"Tapi kepengurusan tiga orang ini, saya memutuskan untuk dibekukan sementara. Karena saya belum mendengar apa alasan mereka. Kenapa mereka memilih diksi seperti itu," jelasnya.

Dan bukan BEM FISIP yang dibekukan. Melainkan kepengurusan yang bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan.

"Bukan (Bekukan BEM), jadi kami membekukan kepengurusan BEM FISIP Unair. Tiga orang yang kami bekukan. Ketua BEM, wakil ketua BEM dan menteri politik," tandasnya.

Menurutnya, 3 mahasiswa tersebut sudah diklarifikasi dan mengaku bertanggungjawab.

"Karena tiga orang ini sudah diklarifikasi oleh komisi etik dan mereka mengaku bertanggung jawab yang membuat dan yang memasang karangan bunga itu," tambahnya.

Prof Bagong menjelaskan tujuan 3 orang itu dibekukan untuk bukan memberi hukuman, tetapi memastikan BEM FISIP melakukan kegiatan sesuai koridor akademik.

"Tapi kepengurusan tiga orang ini, saya memutuskan untuk dibekukan sementara. Karena saya belum mendengar apa alasan mereka. Kenapa mereka memilih diksi seperti itu," jelasnya.

Sebelumnya, permasalahan ini bermula pada hari Selasa (22/10/2024), BEM FISIP Unair melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis memberikan ucapan selamat kepada Presiden Prabowo dan Wapres Gibran berbentuk karangan bunga di Taman Barat FISIP Unair. Lalu, sekitar pukul 18.45 WIB, karangan bunga ditarik karena hujan.

Karangan bunga itu bertuliskan 'Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)'. Karangan bunga satire itu lalu viral di medsos X dan TikTok dengan respons pro-kontra dan dukungan dari mahasiswa, khususnya Unair.

Lalu, pada Kamis (24/10/2024) pukul 22.25 WIB, Tuffa mendapat surat pemanggilan dari Ketua Komisi Etik Fakultas untuk mengklarifikasi karangan bunga tersebut. Pukul 09.03 WIB, Tuffa bersama Wakil dan Menteri Politik dan Kajian Strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. Mereka diminta klarifikasi di Common Room FISIP Unair.

Dalam klarifikasinya dijelaskan, karangan bunga tersebut murni hasil inisiasi Kementerian Politik dan Kajian Strategis BEM FISIP. Ia memastikan tidak ada keterlibatan pihak luar pada karangan bunga. Selebihnya, Komisi Etik hanya ingin memastikan karangan bunga itu benar milik BEM FISIP Unair.

Setelah itu, sore harinya pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel dari email surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang ditandatangani Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan.




(esw/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads