Bukan terhadap BEM FISIP Unair, Dekanat Bekukan 3 Orang di Kepengurusan

Bukan terhadap BEM FISIP Unair, Dekanat Bekukan 3 Orang di Kepengurusan

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 28 Okt 2024 10:15 WIB
Dekan Fisip Unair Prof Bagong Suyanto
Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto jelang bertemu pengurus BEM (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

BEM Fakultas Ilmu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) mengkritik pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka, dengan mengirim karangan bunga. Namun, hal itu justru membuat BEM FISIP dibekukan dekanat.

Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto mengaku bukan BEM FISIP yang dibekukan. Melainkan kepengurusan yang bertanggung jawab atas tindakan yang telah dilakukan.

"Bukan (Bekukan BEM), jadi kami membekukan kepengurusan BEM FISIP Unair. Tiga orang yang kami bekukan. Ketua BEM, wakil ketua BEM dan menteri politik," kata Prof Bagong saat ditemui detikJatim sebelum melakukan pertemuan dengan BEM FISIP, Senin (28/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tiga orang ini sudah diklarifikasi oleh komisi etik dan mereka mengaku bertanggung jawab yang membuat dan yang memasang karangan bunga itu," tambahnya.

Prof Bagong menegaskan, pada intinya mahasiswa menyampaikan aspirasi tetap dalam koridornya dan menggunakan diksi yang sesuai dengan akademik.

ADVERTISEMENT

"Diksi yang digunakan tidak boleh di luar kultur akademik. Itu poin yang paling penting kami sampaikan," ujarnya.

Sementara saat ditanya soal kegiatan BEM FISIP, Prof Bagong memastikan tidak ada masalah dan diharapkan terus berjalan. Namun tidak untuk tiga petinggi BEM FISIP.

"Tapi kepengurusan tiga orang ini, saya memutuskan untuk dibekukan sementara. Karena saya belum mendengar apa alasan mereka. Kenapa mereka memilih diksi seperti itu," jelasnya.

Hingga pukul 09.30 WIB, Prof Bagong dan BEM FISIP Unair tengah melakukan pertemuan. Dipastikan tujuannya bukan memberi hukuman, tetapi memastikan BEM FISIP melakukan kegiatan sesuai koridor akademik.

"Tetap dalam koridor yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi kegiatannya jangan sampai didegradasi menjadi kegiatan politik jalanan menggunakan diksi-diksi yang kasar," pungkasnya.

Sebelumnya, permasalahan ini bermula pada hari Selasa (22/10/2024), BEM FISIP Unair melalui Kementerian Politik dan Kajian Strategis memberikan ucapan selamat kepada Presiden Prabowo dan Wapres Gibran berbentuk karangan bunga di Taman Barat FISIP Unair. Lalu, sekitar pukul 18.45 WIB, karangan bunga ditarik karena hujan.

Karangan bunga itu bertuliskan 'Selamat atas dilantiknya Jenderal bengis pelanggar HAM dan Profesor IPK 2,3, sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang lahir dari rahim haram konstitusi, Jenderal TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo (Ketua Tim Mawar) - Gibran Rakabuming Raka (Admin Fufufafa. Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)'. Karangan bunga satire itu lalu viral di medsos X dan TikTok dengan respons pro-kontra dan dukungan dari mahasiswa, khususnya Unair.

Lalu, pada Kamis (24/10/2024) pukul 22.25 WIB, Tuffa mendapat surat pemanggilan dari Ketua Komisi Etik Fakultas untuk mengklarifikasi karangan bunga tersebut. Pukul 09.03 WIB, Tuffa bersama Wakil dan Menteri Politik dan Kajian Strategis memenuhi panggilan Komisi Etik Fakultas. Mereka diminta klarifikasi di Common Room FISIP Unair.

Dalam klarifikasinya dijelaskan, karangan bunga tersebut murni hasil inisiasi Kementerian Politik dan Kajian Strategis BEM FISIP. Ia memastikan tidak ada keterlibatan pihak luar pada karangan bunga. Selebihnya, Komisi Etik hanya ingin memastikan karangan bunga itu benar milik BEM FISIP Unair.

Setelah itu, sore harinya pukul 16.13 WIB, BEM FISIP Unair mendapat surel dari email surat No 11048/TB/UN3.FISIP/KM.04/2024 yang ditandatangani Dekan FISIP Unair Prof Bagong Suyanto menyatakan BEM FISIP Unair dibekukan

Simak Video 'Mendikti Saintek Tanggapi Isu Pembekuan BEM FISIP Unair':

[Gambas:Video 20detik]



(esw/fat)


Hide Ads