Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil puluhan calon menteri kabinet. Ada 49 calon menteri yang telah dipanggil Prabowo pada Senin (14/10/2024). Para calon menteri dengan berbagai latar belakang itu hadir di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Prabowo mengatakan semua tokoh yang diundang ke kediamannya itu telah menyatakan kesediannya menjadi menteri. Pemanggilan para calon menteri itu juga disebut Prabowo untuk konfirmasi. Selain itu, Prabowo juga memberi beberapa penekanan mengenai arah kebijakan ke depan.
Deretan Calon Menteri Prabowo dari Jawa Timur
Dari sederet calon menteri yang dipanggil Prabowo pada hari pertama itu, ada sejumlah nama yang berasal dari Jawa Timur. Siapa saja calon menteri Prabowo yang berasal dari Jawa Timur? Simak profil selengkapnya di sini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Prasetyo Hadi
Politisi Partai Gerindra ini masuk dalam kategori calon menteri yang berasal dari Jawa Timur. Lahir di Ngawi pada 28 Oktober 1979, Prasetyo Hadi masuk sebagai salah satu dari banyak tokoh yang akan mengisi posisi menteri Kabinet Prabowo-Gibran.
Pria yang kini menjabat sebagai anggota Komisi II DPR RI periode 2019-2024 itu memulai pendidikannya di SD Katolik Santo Yosef Ngawi. Ia lalu melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 2 Ngawi dan SMA Taruna Nusantara Magelang.
Setelahnya, ia mengambil studi S1 Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan yang diperoleh dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 2006. Prasetyo telah bergabung bersama Partai Gerindra sejak 2008, ia aktif memegang tanggung jawab penting sebagai ketua organisasi.
Selain itu, perannya juga signifikan saat duduk di keanggotaan DPP partai dan bidang kaderisasi. Peran aktif itu mengantarkannya membantu partai untuk mengembangkan berbagai macam program strategis.
Pada tahun 2020, ia resmi dilantik menjadi anggota DPR RI menggantikan Harry Poernomo, yang mengundurkan diri. Dalam pemilihan legislatif 2019, Prasetyo memperoleh 34.522 suara, yang menempatkannya sebagai peraih suara terbanyak kedua dari Dapil Jawa Tengah VI.
Saat menjadi anggota DPR, Prasetyo duduk di Komisi II berfokus pada isu penting seperti pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, reformasi birokrasi, kepemiluan, dan pertanahan reforma agraria.
Sebelum bergelut di dunia politik, ia lebih dulu bergerak di sektor swasta seperti menjadi Komisaris PT Sentra Strategis Indonesia tahun 2014-2020, serta menjadi Direktur Utama PT Tusen Hutami Lestari pada tahun 2016-2020. Selain itu, Prasetyo juga aktif menjadi Wakil Kepala Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara sejak 2019 hingga sekarang.
2. Muhaimin Iskandar
Abdul Muhaimin Iskandar adalah sosok politikus yang mempunyai karakter toleran dan santun. Pria yang akrab dipanggil Gus Imin atau Cak Imin ini lahir di Jombang, 24 September 1966. Sang ayah Muhammad Iskandar adalah guru di Pondok Pesantren Manbaul Ma'arif Jombang.
Sejak kecil, Cak Imin menyelesaikan pendidikannya di tanah kelahiran Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang. Duduk di bangku SMA, Cak Imin bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta dan lulus pada tahun 1985.
Muhaimin kemudian melanjutkan pendidikan studi S1 di FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) dan lulus pada usia 26 tahun. Selang 10 tahun, Cak Imin kembali melanjutkan studinya di Universitas Indonesia mengambil bidang komunikasi, dan selesai pada tahun 2001.
Cak Imin aktif mengikuti diskusi dan berbagai kegiatan pergerakan mahasiswa. Ia bergabung organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan terpilih menjadi Ketua Cabang PMII Yogyakarta tahun 1994-1997.
Tidak hanya itu, pria asli Jombang itu juga aktif bergelut di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Karier Cak Imin kala itu berbarengan dengan era reformasi. Tahun 1998, ia bersama tokoh-tokoh NU lainnya termasuk Abdurrahman Wahid mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kala itu, Cak Imin ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB. Memasuki pemilu 1999, ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai PKB. Menginjak usia ke 33 tahun, Cak Imin menduduki kursi Wakil Ketua DPR RI pada periode 1999-2004, dan masuk kategori pimpinan termuda di DPR yang pernah ada.
Karier politik Cak Imin terus meroket pada tahun 2004. Sembari mengemban amanah sebagai Ketua Umum PKB, Cak Imin sukses ketiga kalinya menjadi anggota DPR. Dirinya kembali terpilih menjadi anggota DPR dan Wakil Ketua DPR RI 2004-2009.
Di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Cak Imin diminta menjadi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi periode 2009-2014. Secara aklamasi, Cak Imin kembali terpilih sebagai Ketum PKB saat Pemilu 2024. Ia dinilai berhasil mendongkrak suara PKB.
Buah dari keberhasilannya itu, Cak Imin mengantarkan kader-kader PKB menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi periode 2014-2019. Pada tahun 2017, Cak Imin resmi mendapatkan gelar doktor kehormatan honoris causa. Cak Imin dinilai telah banyak menghasilkan pemikiran dan kebijakan sehingga terpilih menerima gelar tersebut.
Selain bergelut di dunia politik, Ketua Umum PKB juga pernah menjabat sebagai Kepala Litbang Tabloid Detik pada tahun 1993, Sekretaris Lembaga Kajian Islam dan Sosial Yogyakarta pada 1989, hingga Staf Pengajar Pondok Pesantren Denanyar Jombang (1980-1983).
3. Saifullah Yusuf
Syaifullah Yusuf lahir di Pasuruan pada 28 Agustus 1964, dari Ahmad Yusuf Cholil dan Sholichah Hasbullo. Ia merupakan cicit Bisri Syansuri, kakek Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gus Ipul menikah dengan Ummu Fatma, dan memiliki empat anak Selma Halida, M Falihudin Daffa, M Rayhan Hibatullah, dan M Farellino Ramadhan.
Gus Ipul memulai pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Ma'arif Denanyar Jombang. Ia sempat berambisi menjadi guru madrasah. Ia kemudian melanjutkan ke SMP Islam Pasuruan dan Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan Negeri Pasuruan, yang lulus pada 1985.
Atas saran pamannya, KH Abdurrahman Wahid, Gus Ipul melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nasional Jakarta, dan meraih gelar sarjana pada 2003. Selama kuliah, ia aktif dalam organisasi.
Ia pernah menjabat sebagai Ketua Senat FISIP Unas dari 1988-1990, Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta dari 1990-1992. Ia juga terlibat di Pengurus Pusat IPNU (1992-1994) dan menjabat Sekjen AMNU, lalu menjadi Wakil Sekjen PP GP Ansor pada 1995 dan Ketua Umum GP Ansor dari 1999 hingga 2010.
Karier politik Gus Ipul dimulai di GP Ansor, di mana ia menjadi ketua umum pada 1999, dan menjabat sebagai Ketua PBNU di bawah KH Said Aqil Siraj. Pada Pemilu 1999, ia terpilih sebagai anggota DPR dari PDIP, tetapi pindah ke PKB pada 2002, dan terpilih sebagai Sekretaris Jenderal PKB hingga 2007.
Selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat sebagai Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dari 2004-2009. Ia dikenal aktif mengunjungi daerah tertinggal.
Gus Ipul lalu terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo pada Pilkada 2008. Mereka terpilih kembali untuk periode kedua, dan dilantik pada 12 Februari 2014. Pada Pilkada 2018, ia mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur berpasangan dengan Puti Guntur Soekarno.
Namun, ia kalah dari Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Setelah kekalahan tersebut, Gus Ipul kembali ke politik lokal dengan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Pasuruan, dan terpilih bersama Adi Wibowo, yang dilantik pada 26 Februari 2021.
Gus Ipul baru saja dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Risma yang maju Pilgub Jawa Timur periode 2024-2029. Pelantikan itu dilakukan Jokowi di Jakarta pada Rabu (11/9/2024). Berbagai rekam jejak tersebut, menempatkan Gus Ipul sebagai kandidat kuat calon menteri yang dipanggil Prabowo.
4. Pratikno
Ia lahir 13 Februari 1962 di Bojonegoro, Jawa Timur. Sejak kecil, Pratikno bersekolah di tanah kelahiran Bojoneogoro, SMPN 1 Padangan. Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di SMAN 2 Negeri Bojonegoro.
Menginjak bangku kuliah, Pratikno meninggalkan kampung halamannya dan mengambil studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Ilmu Pemerintahan, lalu lulus pada tahun 1985. Ia kemudian melanjutkan studi dan berhasil meraih gelar Magister Administrasi Pembangunan dari Birmingham University tahun 1990.
Buah dari kepiawaiannya itu kembali mengantarkan Pratikno mendapatkan gelar Doktor Ilmu Politik Flinders University Australia. Pada tahun 2008, ia diangkat sebagai Profesor Ilmu Politik di almamater terdahulunya, UGM.
Pratikno telah menduduki beberapa posisi penting seperti Wakil Dekan Bidang Akademik Fisipol UGM periode 2001-2004, dan Kepala Manajer Program Pascasarjana Politik Lokal dan Otonomi Daerah periode 2003-2008.
Selain itu, Pratikno juga dipercaya sebagai Mitra Indonesia dalam kerja sama antara UGM dan National University of Singapore, serta beberapa universitas lainnya di Asia dan Australia pada tahun 2001 hingga 2008.
Usai diangkat sebagai Profesor UGM, ia menjabat Dekan Fisipol UGM periode 2008-2012. Pada tahun 2012, Pratikno menjabat sebagai rektor UGM hingga tahun 2014. Saat masa jabatannya, ia berhasil melakukan terobosan yang membawa UGM semakin terkenal.
Setelah berhenti dari jabatan rektor, Pratikno diangkat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, yang diembannya hingga tahun 2026. Bekal pengalamannya di dunia akademis itu mengantarkan Pratikno diangkat Jokowi menjadi Menteri Sekretaris Negara.
Kini, Pratikno kembali dipanggil menjadi calon kandidat menteri di era Kabinet Prabowo-Gibran. Pengalaman yang luas di dunia akademis dan sebagai Mensesneg, membuat Pratikno dinilai layak menjadi calon kuat Menteri Kabinet Presiden.
5. Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto lahir di Surabaya 1 Oktober 1962. Airlangga Hartarto merupakan anak dari Hartarto Sastrosoenarto dan Hartini Hartarto. Ia menyelesaikan pendidikan di SMA Kolese Kanisius Jakarta pada tahun 1981, dan kemudian meraih gelar di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada pada tahun 1987.
Ia melanjutkan studi di AMP Wharton School, Universitas Pennsylvania, dan lulus pada tahun 1993. Selanjutnya, ia memperoleh gelar MBA dari Universitas Monash, Australia, pada tahun 1996, dan Master of Management Technology (MMT) dari Universitas Melbourne, Australia, pada tahun 1997.
Selama kuliah, ia aktif sebagai Wakil Ketua OSIS di SMA Kanisius, dan terpilih sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM, serta menjabat sebagai Ketua Barisan Muda KOSGORO 1957.
Pada 2019, ia dianugerahi gelar Doktor Kehormatan dalam Kebijakan Pembangunan dari The Korea Development Institute (KDI) School of Public Policy and Management di Korea Selatan. Pada tahun 2020, ia mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa di bidang Manajemen Olahraga dari Universitas Negeri Semarang.
Kiprah Airlangga di Golkar mulai naik sejak menjabat sebagai Wakil Bendahara DPP Golkar tahun 2004-2009. Sebelum resmi mengundurkan diri, Airlangga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2017-2024.
Karier politik Airlangga dimulai ketika masuk ke DPR tahun 2004. Tiga periode telah dilewati sebagai anggota DPR, yaitu pada 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Pada periode 2009-2014, ia bertugas sebagai Ketua Komisi VI DPR-RI membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi, UKM, dan BUMN.
Sedangkan, pada tahun 2014-2019, Airlangga bertugas di Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral, lingkungan hidup, dan riset teknologi. Saat di Golkar, Airlangga pernah menjadi Wakil Bendahara hingga Ketua DPP. Pada tahun 2007, ia terpilih menjadi Ketua Umum Golkar.
Airlangga kini menjabat sebagai menteri di Kabinet Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sebelumnya, pada masa pemerintahan Jokowi periode 2014-2019, Airlangga juga sempat menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada tahun 2016-2019.
Tidak hanya itu, Airlangga juga sempat menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan besar. Ia juga pernah mengemban tugas sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar.
Selain bergelut di dunia politik, Airlangga juga pernah menjabat Ketua Dewan Insinyur PII, Ketua Umum Asoiasi Emiten Indonesia (AEI), Ketua Umum Pengurus Besar Wushu hingga Ketua Dewan Pertimabngan Bapera.
Meski mundur dari kursi Ketua Umum Partai Golkar, tidak menyurutkan sosok Airlangga yang sebenarnya. Dirinya tetap masuk dalam kandidat calon menteri yang dipanggil Prabowo bersama 49 calon menteri lainnya.
Calon Menteri Prabowo
Prabowo telah memanggil sejumlah tokoh untuk mengisi jabatan menteri, wakil menteri, dan kepala badan. Lebih dari 100 tokoh dipanggil Prabowo selama dua hari, yakni Senin (14/10/2024) dan Selasa (15/10/2024) di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Berikut daftar lengkap tokoh yang dipanggil Prabowo.
1. Hari Pertama
- PrasetyoHadi (Gerindra/Anggota DPR)
- Natalius Pigai (Aktivis/Nonparpol/Eks Komisioner Komnas HAM)
- Widiyanti Putri Wardhana (Sipil/Nonparpol/Pengusaha)
- Yandri Susanto (Waketum PAN)
- Fadli Zon (Gerindra/Anggota DPR)
- Nusron Wahid (Golkar/Anggota DPR/NU)
- Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (NU/Nonparpol)
- Maruarar Sirait (Nonparpol/Pengusaha)
- Teuku Riefky Harsya (Demokrat/Anggota DPR)
- Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY (Ketum Demokrat/Menteri ATR/BPN/Purnawirawan TNI)
- Satryo Soemantri Brodjonegoro (Sipil/Akademisi/Nonparpol)
- Arifatul Choiri Fauzi (Sipil/Nonparpol/Muslimat NU)
- Yassierli (Sipil/Nonparpol/Akademisi/Diusulkan PKS)
- Zulkifli Hasan atau Zulhas (Ketum PAN/Mendag)
- Tito Karnavian (Sipil/Nonparpol/Purnawirawan Polri/Mendagri)
- Bahlil Lahadalia (Ketum Golkar/Menteri ESDM/Pengusaha)
- Yusril Ihza Mahendra (Sipil/Nonparpol/Akademisi/Eks PBB)
- Abdul Mu'ti (Sipil/Muhammadiyah/Nonparpol)
- Iftitah Sulaiman (Demokrat/Purnawirawan TNI)
- Sugiono (Gerindra/Anggota DPR)
- Muhaimin Iskandar (Ketum PKB)
- Wihaji (Golkar/Eks Bupati Batang)
- Abdul Kadir Karding (PKB)
- Agus Andrianto (Wakapolri)
- Raja Juli Antoni (PSI/Wamen ATR/BPN)
- Agus Gumiwang Kartasasmita (Golkar/Menteri Perindustrian)
- Pratikno (Nonparpol/Akademisi/Mensesneg)
- Maman Abdurrahman (Golkar/Anggota DPR)
- Ribka Haluk (Sipil/Nonparpol/ASN Pj Gub Papua Tengah)
- Dudy Purwagandhi (Sipil/Nonparpol/Komisaris PLN)
- Sakti Wahyu Trenggono (Sipil/Nonparpol/Pengusaha)
- Budi Santoso (Sipil/Nonparpol/Sekjen Kemendag)
- Rachmat Pambudy (Gerindra/Akademisi)
- Dodi Hanggodo (Sipil/Nonparpol/Pengusaha)
- Hanif Faisol Nurofiq (Sipil/Nonparpol/Dirjen Planologi PUPR/Teknokrat)
- Nasaruddin Umar (Sipil/Nonparpol/Imam Besar Masjid Istiqlal)
- Amran Sulaiman (Sipil/Nonparpol/Menteri Pertanian)
- Erick Thohir (Sipil/Nonparpol/Menteri BUMN/Pengusaha)
- Dito Ariotedjo (Golkar/Menpora)
- Budi Gunadi Sadikin (Sipil/Nonparpol/Menkes)
- Airlangga Hartarto (Golkar/Menko Perekonomian/Pengusaha)
- Sri Mulyani (Sipil/Nonparpol/Menkeu/Akademisi)
- Veronica Tan (Sipil/Nonparpol)
- Supratman Andi Agtas (Gerindra/Menkumham)
- Rosan Roeslani (Sipil/Nonparpol/Menteri Investasi/Pengusaha)
- M Herindra (Nonparpol/Wamenhan/Purnawirawan TNI)
- Donny Ermawan (TNI/Sekjen Kemhan)
- Meutya Hafid (Golkar/Anggota DPR)
2. Hari Kedua
- Anis Matta (Ketum Gelora)
- Dzulfikar Ahmad Tawalla (Ketum Pemuda Muhammadiyah/Nonparpol)
- Bima Arya (PAN)
- Christina Aryani (Golkar)
- Viva Yoga Mauladi (PAN)
- Isyana Bagoes Oka (PSI)
- Budiman Sudjatmiko (Nonparpol)
- Arrmanatha Nasir (Nonparpol/Kemlu)
- Dony Oskaria (Nonparpol/BUMN)
- Kartika Wirjoatmodjo (Nonparpol/BUMN)
- Immanuel Ebenezer (Relawan)
- Angga Raka Prabowo (Gerindra)
- Fahri Hamzah (Waketum Gelora)
- Todotua Pasaribu (TKN)
- Yuliot Tanjung (Nonparpol/Wamen Investasi)
- Romo Muhammad Syafi'i (Gerindra)
- Diana Kusumastuti (Nonparpol/PUPR)
- Nezar Patria (Nonparpol/Wamenkominfo)
- Ossy Dermawan (Demokrat)
- Aminuddin Maruf (TKN)
- Giring Ganesha (PSI)
- Helvi Yuni Moraza (Komisaris LEN)
- Fajar Riza Ulhaq (Muhammadiyah)
- Juri Ardiantoro (NU/Nonparpol/KSP)
- Afriansyah Noor (PBB)
- Otto Hasibuan (Nonparpol/Advokat)
- Diaz Hendropriyono (PKPI)
- Agus Jabo Priyono (Ketum Prima)
- Silmy Karim (Nonparpol/Dirjen Imigrasi)
- Taufik Hidayat (Eks Pebulutangkis)
- Dahnil Anzar Simanjuntak (Gerindra)
- Faisol Riza (Waketum PKB/Anggota DPR)
- Stella Christie (Nonparpol/Akademisi)
- Budi Arie Setiadi (Relawan Jokowi/Menkominfo)
- Didit Herdiawan (Purnawirawan TNI/Asisten Khusus Menhan Bidang Matra Laut)
- Bambang Eko Suhariyanto (Purnawirawan TNI/Staf Ahli Menhan)
- Mugiyanto Sipin (Nonparpol/Aktivis 1998/KSP)
- Sulaiman Umar (TKD Prabowo-Gibran Kalsel)
- Ahmad Riza Patria (Gerindra)
- Edward Omar Sharif Hiariej (Nonparpol/Akademisi)
- Dyah Roro Esti (Golkar/Anggota DPR)
- Dudung Abdurachman (Nonparpol/Purnawirawan TNI)
- Raffi Ahmad (Nonparpol/Selebriti)
- Gus Miftah (Nonparpol/Tokoh Agama)
- Mardiono (Plt Ketum PPP)
- Ahmad Ridha Sabana (Ketum Garuda)
- Komjen Purn Suntana (Nonparpol/Purnawirawan Polri)
- Lodewijk F Paulus (Golkar)
- Atip Latifulhayat (Nonparpol/Akademisi Unpad)
- Komjen Purn Purwadi Arianto (Nonparpol/Purnawirawan Polri)
- Thomas Djiwandono (Gerindra/Wamenkeu)
- Suahasil Nazara (Nonparpol/Wamenkeu)
- Yovie Widianto (Nonparpol/Artis)
- Gus Irfan Yusuf (Gerindra/Anggota DPR)
- Anggito Abimanyu (Nonparpol/Akademisi)
- Hasan Nasbi (Nonparpol/Kepala PCO)
- Haikal Hassan Baras (Nonparpol/Ustaz)
- Fauzan (Nonparpol/Akademisi)
- Iwan Bomba (Nonparpol/Pengusaha)
Nah, itulah sederet calon menteri yang dipanggil Prabowo. Ada beberapa nama yang berasal dari Jawa Timur. Semoga bermanfaat detikers!
Artikel ini ditulis oleh Firtian Ramadhani, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ihc/irb)