Jumlah korban keracunan massal usai mengikuti kegiatan pengajian dan selawatan di Trenggalek bertambah. Hasil pendataan Dinkes Trenggalek jumlah korban mencapai 98 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek dr Sunarto, mengatakan awalnya tim surveilans menemukan 130 orang yang menghadiri kegiatan pengajian, 43 orang yang menjalani gejala mirip keracunan.
Seperti demam, diare dan muntah-muntah. Namun setelah dilakukan pendalaman jumlahnya semakin bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir itu, yang terdata di kami jumlahnya 98 orang. Dari jumlah itu 8 orang dirawat di rumah sakit, satu di antaranya meninggal dunia kemarin. Dan yang satu saat ini masih dirawat," kata dr Sunarto, Selasa (15/10/2024).
Menurutnya saat ini dinas kesehatan telah melakukan serangkaian investigasi untuk mengungkap penyebab dugaan keracunan tersebut. Saat ini pihaknya telah mengambil sampel makanan yang dikonsumsi oleh warga.
"Jadi setelah muncul kejadian itu kami langsung terjunkan tim, ada beberapa sisa makanan yang kami amankan untuk dilakukan uji laboratorium," ujarnya.
Selain itu pihaknya juga melakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat makanan yang dikonsumsi oleh seluruh korban. Terdapat beberapa jenis makanan yang saat itu dikonsumsi. Antara lain nasi, kering tempe, telur balado dan mi.
"Kemudian ada snack berupa roti isi ayam, roti bolu dan air mineral. Nasi kotak itu diberikan sekitar jam 10 malam. Ada yang dimakan di situ, ada yang dimakan di rumah dan ada juga yang dikonsumsi keesokan harinya," jelasnya.
Dinas kesehatan telah melakukan pemilahan berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi oleh korban yang dirawat di rumah sakit maupun korban yang rawat jalan.
"Jadi sudah kami pilah, yang makan nasi saja siapa, yang makan kering tempe dan sebagainya," ujarnya.
Sunarto mengaku belum bisa memastikan jenis makanan apa yang diduga menyebabkan keracunan massal. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikonsumsi.
"Prosesnya sekitar dua sampai tiga minggu," katanya.
Sementara dari hasil pantauan dinas kesehatan, saat ini mayoritas korban telah berangsur-angsur membaik. Bahkan satu korban yang dirawat di RSUD dr Soedomo hari ini dijadwalkan bisa pulang.
Sebelumnya Rabu (9/10/2024) malam 130 warga Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek mengikuti pengajian dan salawatan rutin di salah satu rumah warga. Sehari pascaacara puluhan warga mengalami keracunan massal. Satu korban N (57) meninggal dunia setelah empat hari menjalani perawatan di rumah sakit.
(dpe/fat)