Nelangsanya Linggra Balitanya Dicekoki Obat Keras hingga Dilarikan ke UGD

Round-Up

Nelangsanya Linggra Balitanya Dicekoki Obat Keras hingga Dilarikan ke UGD

Fatichatun Nadhiroh - detikJatim
Selasa, 15 Okt 2024 07:30 WIB
Viral baby sitter di Surabaya cekoki bayi obat keras
Obat deksametason dan pronicy yang diberikan baby sitter pada balita di Surabaya/Foto: Tangkapan layar
Surabaya -

Nasib pilu dirasakan Linggra Kartika. Linggra tak menyangka baby sitter yang dipercaya, mencekoki anaknya dengan obat-obatan keras selama setahun lebih.

Aksi ini dilakukan baby sitter berinisial NB. Ia berdalih memberi obat penggemuk agar nafsu makan balita berusia 2 tahun tersebut membaik hingga beratnya naik setiap bulan.

Mirisnya, obat yang diberikan adalah deksametason dan pronicy, yang merupakan obat keras/harus dengan resep dokter dan mengandung steroid. Hal ini langsung berdampak pada hormon kortisol dan hormon pertumbuhan anak tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Linggra menceritakan ulah baby sitter terungkap pada akhir Agustus 2024. Ia mendapat laporan dari ART-nya bahwa ada serbuk yang digerus di gelas anaknya. Serbuk dalam gelas itu ditemukan di laci kamar mandi.

"Ketika dicek itu obat penggemuk badan. Nah, ketika besoknya saya konfirmasi ke susternya, awalnya nggak ngaku dan dia didesak akhirnya dia mengaku sudah memberikan itu selama 1 tahun," kata Linggra ditemui detikJatim di Surabaya, Senin (14/10/2024).

ADVERTISEMENT

Awalnya, Linggra mengaku tak curiga. Sebab, pertumbuhan anaknya baik, meski kenaikan berat badannya cukup drastis.

"Kalau untuk saya sendiri, saya nggak ada curiga, memang badan anak saya mengalami berat badan cukup drastis. Jadi dalam 3 bulan dari 13 kilogram jadi 19 kilogram. Tapi saya nggak curiga, karena di saat bersamaan anak saya menjalani terapi penambah nafsu makan dan lambung karena kalau makan muntah. Saya pikir terapinya berhasil," bebernya.

Saat mengetahui anaknya mengonsumsi obat keras, Linggra langsung konsultasi dengan dokter langganan keluarga. Ia disarankan untuk melakukan cek hormon.

Bak tersambar petir, ternyata hormon sang anak mengalami gangguan. Anaknya juga mengalami moon face, di mana kondisi tubuh dan wajahnya membengkak, bukan bertambah besar karena pertumbuhannya baik.

Bahkan, dokter menyebut tubuh sang anak tak bisa memproduksi hormon kortisol sendiri.

"Memang benar hormonnya sangat rendah, apalagi hormon kortisolnya itu di bawah rata-rata," ungkapnya.

Linggra menyesal karena telat menangani kondisi sang anak. Ketika sang anak berhenti mengonsumsi obat tersebut, kondisinya justru drop.

"Saya bisa dibilang cukup telat menangani hal ini karena di hari kesembilan (berhenti konsumsi obat) anak saya drop nggak mau makan, nggak mau minum, dan nggak bisa beraktivitas, saya bawa ke UGD saya jelaskan ke dokter anaknya dan dijelaskan dokter kalau nggak ada hormon kortisol dia nggak bisa beraktivitas. Waktu itu diberi lewat suntikan melalui infus," jelas Linggra.

Atas kejadian ini, Linggra pun melaporkan baby sitternya ke Polda Jatim. Laporan ini dibuat pada 30 Agustus 2024. Saat ini, pelaku sudah menjadi tersangka dan ditahan. Linggra berharap tak ada korban lagi dari ulah baby sitter dengan modus dan motif serupa.

Sementara dokter spesialis anak di Surabaya dr Sjamsul Arief SpA (K) MARS Konsultan Gastrohepatologi menjelaskan deksametason bukan obat penggemuk. Ia membeberkan efek samping dari obat yang disalahgunakan NR untuk menggemukkan dan menambah nafsu makan

"Ndak baiknya deksametason bisa membuat tulang keropos, bisa patologis patah, tulang mudah patah efek sampingnya. Sekarang harus setop," kata dr Sjamsul saat dihubungi detikJatim, Senin (14/10/2024).

Sjamsul juga menyebut obat deksametason bisa menurunkan reaksi imunitas. Bahkan, menurut dr Sjamsul, tidak ada obat untuk menetralisirnya. Metabolisme obat di hati akan dikeluarkan lewat ginjal atau kotoran.

"Mengeluarkan sisa, habis itu ya sudah, lama-lama obat hilang dari tubuh. Efeknya sebelumnya yang nggak baik ganggu pertumbuhan dan sebagainya. Ndak ada obat-obat untuk menetralisir," ujarnya.

Sementara itu, obat pronicy kegunaannya untuk alergi kulit, gatal-gatal, atau batuk alergi. Obat ini bisa saja dikonsumsi anak di atas 1 tahun, namun harus sesuai resep dari dokter, dengan memperhatikan dosis dan berapa lama pemberiannya.

"Nggak ada diberikan setahun, kecuali diabet atau lainnya. Harus terbatas," pungkasnya.




(hil/fat)


Hide Ads