Viral di media sosial kisah pilu seorang ibu di Surabaya, Linggra Kartika. Ia bercerita, anaknya berinisial EL menjadi korban baby sitter. EL yang masih berusia 2 tahun dicekoki obat-obatan keras deksametason dan pronicy oleh baby sitter, NR.
NR berdalih memberi obat-obatan tersebut untuk menggemukan badan EL. Aksi ini dilakukan selama setahun.
Dokter spesialis anak di Surabaya dr Sjamsul Arief SpA (K) MARS Konsultan Gastrohepatologi menjelaskan deksametason bukan obat penggemuk. Ia membeberkan efek samping dari obat yang disalahgunakan NR untuk menggemukkan dan menambah nafsu makan EL.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ndak baiknya deksametason bisa membuat tulang keropos, bisa patologis patah, tulang mudah patah efek sampingnya. Sekarang harus setop," kata dr Sjamsul saat dihubungi detikJatim, Senin (14/10/2024).
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur ini menjelaskan kedua obat tersebut termasuk obat keras yang penggunaannya harus diresepkan. Artinya, tidak boleh diberikan kepada orang yang tidak memiliki wewenang, karena semua obat memiliki efek samping yang merugikan.
Obat-obat tersebut juga tidak boleh diberikan secara terus-menerus karena bisa berdampak buruk bagi tubuh. Apalagi, tujuannya untuk menggemukkan atau menambah nafsu makan.
"Ndak boleh, kalau mau gemuk minum susu yang banyak, ada susu tinggi kalori untuk menaikkan berat badan, konsultasi dengan dokter. Masalahnya ini tersembunyi, makanya orang tua tidak boleh menyerahkan 100% anaknya ke baby sitter," jelasnya.
Sjamsul juga menyebut obat deksametason bisa menurunkan reaksi imunitas. Bahkan, menurut dr Sjamsul, tidak ada obat untuk menetralisirnya. Metabolisme obat di hati akan dikeluarkan lewat ginjal atau kotoran.
"Mengeluarkan sisa, habis itu ya sudah, lama-lama obat hilang dari tubuh. Efeknya sebelumnya yang nggak baik ganggu pertumbuhan dan sebagainya. Ndak ada obat-obat untuk menetralisir," ujarnya.
Deksametason juga digunakan untuk menekan reaksi imunologis pada orang yang mempunyai reaksi imunologis berlebihan. Seperti pada penderita lupus reaksi alergi imunologis, salah satu obatnya ialah deksametason.
"Bisa untuk anak 2-3 bulan, boleh diberikan asal ada indikasi, tapi nggak lama, paling 2 minggu dan paling lama 1 bulan. Obat-obat ini harus pakai resep dokter, mestinya nggak jual bebas. Tapi online nggak bisa dikontrol," urainya.
Sementara itu, obat pronicy kegunaannya untuk alergi kulit, gatal-gatal, atau batuk alergi. Obat ini bisa saja dikonsumsi anak di atas 1 tahun, namun harus sesuai resep dari dokter, dengan memperhatikan dosis dan berapa lama pemberiannya.
"Nggak ada diberikan setahun, kecuali diabet atau lainnya. Harus terbatas," pungkasnya.
(hil/iwd)