Angka kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Malang periode Januari-September turun 19 persen dibanding tahun lalu. Begitu pula dengan angka korban meninggal ikut turun sebanyak 20 persen.
Kasatlantas Polres Malang AKP Widyagana Putra Dhirotsaha mengatakan ada penurunan angka kecelakaan periode Januari-September 2023 dibanding periode Januari-September 2024.
"Ada penurunan 19 persen untuk angka kejadian laka lantas di wilayah Polres Malang periode Januari-September 2024 dibanding periode tahun sebelumnya," ujar Widyagana kepada wartawan usai apel gelar pasukan Operasi Zebra Semeru 2024 di Polres Malang, Senin (14/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widygana menyebut, periode Januari-September 2023 jumlah angka kecelakaan 722 kejadian. Sementara pada periode Januari-September 2024 angka kecelakaan menurun sebanyak 585 kejadian.
"Jadi ada penurunan 19 persen, untuk angka kecelakaan," tegas Widyagana.
Dengan menurunnya angka kecelakaan ini juga berdampak turunnya jumlah korban meninggal. Jika periode Januari-September 2023 tercatat jumlah korban meninggal dunia sebanyak 145 jiwa.
"Untuk periode Januari-September 2024 jumlah korban meninggal sebanyak 116 jiwa, atau turun 20 persen," jelasnya.
Kendati begitu, lanjut Widyagana, jumlah ini masih menyisakan beberapa bulan ke depan sebelum tahun 2024 berakhir.
"Nanti masih berjalan, jadi sementara masih ada sisa beberapa bulan kita masih menurun," ujarnya.
Widyagana menjelaskan, jumlah kejadian laka lantas memang mengalami peningkatan karena adanya mobilitas masyarakat pasca COVID-19.
Berdasarkan data Satlantas Polres Malang, periode tahun 2022 jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 766 kejadian. Sedangkan periode tahun 2023 meningkat menjadi 906 kejadian.
"Ada peningkatan 13 persen, karena adanya mobilitas masyarakat pasca COVID-19. Yakni dari tahun 2022 dengan jumlah kecelakaan di tahun 2023. Untuk korban meninggal dunia 177 jiwa di tahun 2022 dan di tahun 2023 menjadi 182 jiwa, ini meningkat 5 persen," beber Widyagana.
Bersamaan dengan Operasi Zebra Semeru 2024, Polres Malang fokus terhadap titik black spot dan trouble spot. Karena pada dua titik tersebut, memiliki angka kecelakaan cukup tinggi.
"Kita mengetahui bahwa di black spot ataupun terjadinya kejadian laka lantas yang cukup tinggi, pasti di situ ada pelanggaran yang terjadi," ujarnya.
Pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2024 akan lebih fokus pada titik black spot dan troubel spot sebagai bentuk antisipasi sekaligus menekan angka kecelakaan lalu lintas.
Ada tiga titik black spot yang menjadi perhatian Polres Malang yakni di wilayah Singosari, Pakisaji, serta Dau. Satlantas Polres Malang juga melibatkan akademisi untuk bagaimana cara melakukan tindakan yang tepat.
"Di situlah kita akan melaksanakan kegiatan preemtif dan preventif terkait dengan kegiatan Operasi Zebra Semeru 2024," kata Widyagana.
"Jadi kami yakinkan bahwa kesadaran masyarakat yang kami tumbuhkan bersama. Untuk menyadari betul apa itu keselamatan baik dari diri sendiri maupun orang lain. Baru setelah itu, pencegahan terakhirnya berupa peneguran menggunakan teguran Presisi," bebernya.
Widyagana mengaku, dalam penindakan saat Operasi Zebra Semeru 2024 pihaknya akan menekankan upaya pencegahan dan imbauan bagi pelanggar. Karena harapannya, agar masyarakat dapat menjunjung tinggi budaya tertib berlalu lintas.
"Untuk komposisi penindakan adalah 40% preventif, 40% preemtif dan 20% penegakan hukum. Jadi karena kita sangat betul-betul menekankan untuk masyarakat ini sadar tentang budaya tertib berlalu lintas baik untuk diri sendiri maupun orang lain," pungkasnya.
(mua/fat)