Pemkab Lamongan melakukan peninjauan akan adanya temuan struktur geologi yang diduga gua di Dusun Sidowayah, Desa Lawangan Agung, Kecamatan Sugio, Senin (7/10/2024). Gua tersebut ditemukan warga saat melakukan penggalian sumur beberapa hari lalu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lamongan, Andhy Kurniawan menuturkan, dari peninjauan awal belum bisa membenarkan bahwa struktur geologi tersebut adalah gua. Karena memang peninjauan yang dilakukan belum menyediakan SDM yang meneliti secara pasti.
"Kita belum bisa membenarkan bahwa itu adalah gua, karena memang saat ini belum dilakukan studi penelitian secara mendalam," kata Andh Kurniawan kepada wartawan, Senin (7/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dari indikasi yang dilihat memungkinkan struktur geologi tersebut adalah gua jenis karst atau kapur. Dugaan tersebut didukung oleh adanya struktur batuan di sana yang berasal dari batu karst atau kapur atau gamping.
"Yang kedua ialah banyaknya aktivitas (bau dan sisa-sisa kegiatan kelelawar) kelelawar di sekitarnya. Lalu yang ketiga ialah jika diamati oleh foto dari warga setempat, struktur geologi disana terdapat stalaktit dan stalagmit," ujarnya.
Andhy menuturkan berdasarkan studi secara makro ada indikasi yang memperkuat dugaan struktur geologi yang ditemukan adalah gua dengan jenis karst.
"Dan gua karst sendiri memiliki kapasitas yang berbeda-beda, ada yang kecil dan besar," jelas Andhy.
Andhy menambahkan, perlu dilakukan studi geolistrik, dan tentu memerlukan kolaborasi bersama Badan Geologi, Pemerintah Provinsi, dan lainnya. Karena di Lamongan tidak ada OPD yang menangani temuan ini.
"Dari kacamata lingkungan hidup, jika memang ke depan temuan tersebut adalah gua jenis karst. Maka Pemkab Lamongan harus melakukan upaya perlindungan kawasan tersebut. Adanya gua karst sendiri memang berfungsi melindungi cadangan air tanah (CAT) di bawahnya," terang Andhy.
Andhy menambahkan tidak hanya satu, terowongan sejenis dengan jarak berdekatan kurang lebih 100 m rupanya sudah pernah ditemukan 20 hingga 30 tahun lalu. Bahwa temuan terdahulu sudah terdapat undakan tangga untuk mencapai terowongan itu.
Sementara, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah mengatakan temuan tersebut masih jauh untuk bisa dikatakan sebagai destinasi wisata di Lamongan. Selain belum adanya konfirmasi dari pihak terkait, untuk menuju sebagai destinasi wisata juga diutamakan faktor keselamatan dan keamanannya.
"Untuk menjadi destinasi wisata masih sangat jauh, pertama belum ada kepastian (temuan dan dugaan). Selain itu kami juga memerlukan kepastian di bidang keselamatan dan keamanan," kata Rubikah.
Rubikah menerangkan, Disparbud Lamongan sudah melakukan koordinasi bersama Balai Pelestarian Kebudayaan. Yang mana terkait keberadaan pecahan keramik atau lempengan yang mengindikasi benda purbakala.
"Setelah peninjauan awal tadi tidak terdeteksi adanya pecahan keramik atau lempengan benda purbakala," terangnya.
Rubikah mengungkapkan penelitian ini membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor. "Terkait tindak lanjut, Disparbud menunggu keputusan dari bagian SDA. Karena memang penelitian ini akan melibatkan banyak pihak," pungkas Rubikah.
(abq/iwd)