Akhir-akhir ini, media massa ramai membahas fenomena bulan kembar yang menarik perhatian banyak orang. Beberapa pihak menganggap, kejadian ini sebagai peristiwa astronomis langka.
Sebab, langit terlihat memperlihatkan dua bulan secara bersamaan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan bulan kembar ini? Apakah ada ancaman bagi Bumi, ataukah ini hanya sekadar fenomena alam biasa?
Berikut adalah deretan fakta seputar fenomena bulan kembar yang perlu kamu ketahui:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Disebut dengan Istilah Mini Moon
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memberikan penjelasan terkait fenomena bulan kedua atau bulan kembar yang marak dibicarakan ini. Dilansir dalam laman resminya pada Minggu, 29 September 2024, Thomas Djamaluddin, Peneliti Utama BRIN, menjelaskan bahwa bulan adalah satu-satunya satelit alami yang mengorbit planet Bumi dengan ukuran besar dan dapat terlihat dengan mata telanjang.
Namun, pada periode tertentu, ada objek lain yang tertangkap oleh gravitasi Bumi dan mengelilinginya sementara waktu. Objek ini sering disebut dengan istilah "mini moon" atau bulan mini. Fenomena ini menambah keragaman objek langit yang bisa dipelajari.
2. Asteroid yang Tertangkap Oleh Gravitasi Bumi
Mini moon yang dimaksud di atas sebenarnya merupakan asteroid dengan kode "2024 PT5," yang menjadi perhatian para astronom. Menurut Thomas Djamaluddin, mini moon ini bukan bulan kedua, melainkan asteroid yang terjebak sementara dalam orbit Bumi.
Ukurannya juga sangat kecil, hanya sekitar 10 meter, jauh lebih kecil dibandingkan ukuran bulan, sehingga tidak mungkin terlihat di langit seperti bulan purnama.
Orbitnya juga tidak berbentuk lingkaran sempurna, dan hanya akan mengelilingi Bumi sekali sebelum akhirnya kembali ke orbit asalnya mengelilingi Matahari.
3. Tidak Berbahaya Bagi Bumi
Thomas menjelaskan bahwa asteroid ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi karena ukurannya yang kecil. Bahkan, jika memasuki atmosfer Bumi, ia akan terbakar dan kemungkinan sisa-sisanya jatuh di wilayah tanpa penduduk.
Asteroid seukuran ini sering kali terdeteksi dan dianggap tidak berbahaya. Sebelumnya, asteroid serupa pernah jatuh di perairan Bone, Sulawesi, pada tahun 2009. Meskipun berada dalam orbit terjebak di gravitasi Bumi untuk sementara waktu, asteroid ini dianggap menarik untuk diamati oleh para astronom.
Thomas juga mengajak masyarakat untuk tidak khawatir dan melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk memperkaya pengetahuan tentang objek-objek kecil di tata surya.
4. Tidak Dapat Dilihat dengan Mata Telanjang
Meski banyak orang penasaran, asteroid 2024 PT5 tidak dapat diamati dengan mata telanjang karena ukurannya yang kecil. Thomas menjelaskan bahwa asteroid ini terlalu redup dan kecil untuk bisa dilihat tanpa bantuan alat khusus.
Diperlukan teleskop yang cukup besar untuk mengamati asteroid ini. Saat ini, observatorium dengan teleskop canggih di dunia sudah bersiap untuk mengamati pergerakan asteroid ini.
Meskipun tidak dapat terlihat secara langsung, penelitian ini tetap menarik bagi dunia astronomi dan mengingatkan kita bahwa banyak benda di tata surya yang dapat memberikan kejutan.
5. Akan Ada di Bumi Sampai 25 November 2024
Fenomena ini memberikan kesempatan langka bagi astronom untuk mempelajari objek yang jarang ditemui. Thomas Djamaluddin menyatakan bahwa asteroid 2024 PT5 akan berada dalam orbit terjebak ini hingga 25 November 2024.
Meskipun asteroid ini mungkin tidak menjadi 'bulan' dalam arti yang biasa kita kenal, pergerakannya yang dipengaruhi oleh gravitasi Bumi menjadikannya objek menarik untuk penelitian lebih lanjut.
(ihc/fat)