Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Dalam mitologi Jawa, Gunung Semeru diyakini sebagai tempat tinggal para dewa dan dianggap sebagai tempat suci.
Gunung Semeru juga dikenal sebagai Mahameru. Nama Mahameru berasal dari mitologi Hindu-Buddha, di mana Gunung Semeru adalah gunung kosmik di pusat alam semesta.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Gunung Semeru |
Catatan Erupsi Gunung Semeru Dua Bulan Terakhir
Gunung Semeru adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Gunung Semeru sering mengalami erupsi yang bisa terjadi setiap 20 menit atau lebih yang ditandai dengan kolom abu dan aliran piroklastik.
Gunung berapi ini memiliki sejarah letusan yang panjang, beberapa di antaranya cukup merusak. Pada bulan Desember 2021, letusan besar menyebabkan hujan abu dan aliran piroklastik yang signifikan, yang mengakibatkan hilangnya nyawa dan kerusakan luas di desa-desa di sekitarnya.
Hingga hari ini, Gunung Semeru masih sering mengalami erupsi. Terutama dua bulan terakhir, Gunung Semeru nyaris setiap hari mengalami erupsi. Berikut rangkuman erupsi Gunung Semeru selama dua bulan ini berdasarkan arsip pemberitaan detikJatim.
- Jumat 2 Agustus 2024: erupsi pada pukul 10.04 WIB, dengan tinggi kolom abu 800 meter.
- Minggu 4 Agustus 2924: erupsi pada pukul 07.48 WIB, dengan tinggi kolom abu 600 meter.
- Senin 5 Agustus 2024: erupsi pada pukul 10.25 WIB, dengan tinggi kolom abu 800 meter.
- Selasa 6 Agustus 2024: erupsi pada pukul 03.46 WIB, dengan tinggi kolom abu 600 meter.
- Jumat 9 Agustus 2024: erupsi pada pukul 00.34 WIB-05.01 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Jumat 16 Agustus 2024: erupsi pada pukul 05.20 WIB, dengan tinggi kolom abu lebih 788 meter.
- Sabtu 24 Agustus 2024: erupsi pada pukul 05.46 WIB, dengan tinggi kolom abu 500 meter.
- Jumat 23 Agustus 2024: erupsi pada pukul 05.12 WIB, dengan tinggi kolom abu 700 meter.
- Jumat Senin 26 Agustus 2024: erupsi pada pukul 06.52 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Selasa 27 Agustus 2024: erupsi pada pukul 04.10 WIB-07.53 WIB, dengan tinggi kolom abu 300-600 meter.
- Rabu 28 Agustus 2024: erupsi pada pukul 01.33 WIB-03.47 WIB, dengan tinggi kolom abu 200-300 meter.
- Kamis 29 Agustus 2024: erupsi pada pukul 06.35 WIB, dengan tinggi kolom abu 700 meter.
- Selasa 27 Agustus 2024: erupsi pada pukul 02.10 WIB-04.18 WIB, dengan tinggi kolom abu 600-900 meter.
- Rabu 28 Agustus 2024: erupsi pada pukul 05.26 WIB, dengan tinggi kolom abu 800 meter.
- Minggu 1 September 2024: erupsi pada pukul 00.13 WIB-05.04 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Senin 2 September 2024: erupsi pada pukul 07.00 WIB, dengan tinggi kolom abu 500 meter.
- Selasa 3 September 2024: erupsi pada pukul 07.05 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Rabu 4 September 2024: erupsi pada pukul 06.28 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Kamis 5 September 2024: erupsi pada pukul 00.59 WIB-05.26 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Sabtu 7 September 2024: erupsi pada pukul 00.21 WIB, dengan tinggi kolom abu 500 meter.
- Minggu 8 September 2024: erupsi pada pukul 12.57 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Senin 9 September 2024: erupsi pada pukul 06.54 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Selasa 10 September 2024: erupsi pada pukul 00.46 WIB-05.30 WIB, letusan vulkanik tidak teramati secara visual.
- Rabu 11 September 2024: erupsi pada pukul 00.53 WIB, dengan tinggi kolom abu 700 meter.
- Kamis 12 September 2024: erupsi pada pukul 09.33 WIB, dengan tinggi kolom abu 500 meter.
- Jumat 13 September 2024: erupsi pada pukul 05.38 WIB, dengan tinggi kolom abu 500 meter.
- Minggu 15 September 2024: erupsi pada pukul 09.08 WIB, dengan tinggi kolom abu 700 meter.
Berdasarkan data di atas, erupsi Gunung Semeru bisa terjadi lebih dari satu kali dalam sehari. Tinggi kolom abu rata-rata mulai dari 200 meter, hingga tertinggi tercatat 800 meter. Meski begitu, erupsi Gunung Semeru juga terkadang tidak teramati.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Sigit Rian Alfia merekomendasikan kepada warga agar tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang besuk kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak dan 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Sungai Besuk Kobokan.
Selain itu, juga mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
"Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas sejauh 8 kilometer dari puncak serta mewaspadai potensi APG, guguran lava dan lahar," ungkap Sigit dalam laporan tertulisnya, Minggu pagi.
(irb/fat)