Setelah berhasil memisahkan bayi dempet pantat asal Tulungagung, Arselo dan Arsenio, RSU dr Soetomo Surabaya akan melakukan tindakan operasi pemisahan.
Bayi kembar siam asal Caruban, Madiun, itu masih berusia 4 bulan. Bayi kembar siam yang akan ditangani RSU dr Soetomo itu disebut ke-125 juga mengalami dempet pantat atau pygopagus.
"Kasus lain yang masih menunggu operasi adalah kembar siam (KS) asal Caruban, KS 125," kata Dirut RSU dr Soetomo Prof dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa SpKK (K), Rabu (21/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu anggota tim kembar siam, dr Kohar Hari Santoso SpAn KIC KAP mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap kembar siam pygopagus tersebut.
Pelaksanaan operasi juga belum dipastikan kapan akan dilakukan pemisahan.
"Kami evaluasi lebih lanjut dulu tentang stabilitasnya. Mudah-mudahan dalam waktu 1-2 bulan ke depan cukup memadai kami laksanakan," kata dr Kohar.
Evaluasi yang dimaksud spesialis anatesi tersebut yakni melihat kondisi bayi. Bila memungkinkan dilakukan operasi pemisahan kembar siam, maka RSU dr Soetomo siap melakukannya.
"Tapi kalau tidak memungkinkan kita lihat sampai memungkinkan dilakukan tindakan. Karena tindakan pembedahan sendiri, anastesi," jelasnya.
Dia mengatakan kondisi bayi kembar siam Caruban dan Tulungagung sama. Yakni kembar siam pygopagus atau dempet pantat. Namun belum diketahui detail kelainan di dalam organ tubuhnya.
"Sama dempet pantat. Tapi nempel sejauh mana detailnya kurang tahu," ujarnya.
Bedanya bayi kembar siam ke-125 asal Caruban ini berjenis kelamin perempuan. Usianya juga tak jauh berbeda dengan bayi kembar siam Tulungagung.
"Perempuan. Usia selisih 2 minggu atau 4 bulanan," pungkasnya.
(esw/fat)