Belajar dari Jepang, BMKG Minta Warga Tak Panik dengan Potensi Megathrust

Belajar dari Jepang, BMKG Minta Warga Tak Panik dengan Potensi Megathrust

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 21 Agu 2024 11:05 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi gempa (Foto: Getty Images/iStockphoto/SteveCollender)
Surabaya -

BMKG menyebut adanya potensi gempa megathrust bisa terjadi di Indonesia. BMKG juga telah memetakan 13 segmentasi sumber megathrust yang tersebar.

Namun, BMKG mengimbau agar masyarakat tak perlu panik. Sebab, informasi potensi gempa megathrust bukanlah prediksi atau peringatan dini. Sehingga, bukan seolah akan terjadi dalam waktu dekat.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Prof Dwikorita Karnawati menjelaskan, dalam hal ini masyarakat bisa mencontoh publik di Jepang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Jepang sudah ada perilaku mengamati perilaku gempa sejak 1.137 tahun lalu, terutama gempa Hakuho Nankai dan dampak tsunaminya di tahun 684. Jepang selalu mencatat urutan gempa. Publik Jepang juga tidak mudah panik dan khawatir, mereka menggali sejarah untuk menata mitigasi dengan lebih baik," ujar Dwikorita dalam tayangan webinar Waspada Gempa Megathrust bersama ITS, Rabu (21/8/2024).

Dwikorita pun mengungkapkan, literasi akan gempa dan tsunami perlu terus ditingkatkan. Maka, pihaknya tak ingin mengingkari informasi soal potensi megathrust.

ADVERTISEMENT

"Tahun 2018 masyarakat jadi kaget (saat mendengar potensi megathrust), kami dipanggil Polda karena dianggap menggemparkan. Namun, kami tidak melakukan pengingkaran (terhadap informasi megathrust). Tujuannya untuk menyempurnakan mitigasi," ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi, kesadaran masyarakat soal informasi gempa dan tsunami saat ini semakin meningkat. Terutama pascakejadian gempa dan tsunami Aceh di tahun 2004.

"Sejak kejadian Aceh publik literasinya sangat baik. Sehingga kalau mendapat informasi tidak kagetan dan tidak heboh," kata Dwikorita.

Adapun megathrust merupakan sumber gempa subduksi lempeng. Dari subduksi lempeng ini terdapat dua bidang kontak antar dua lempeng tektonik di kedalaman dangkal kurang dari 50 km.

Saat megathrust terjadi, bisa memicu gempa dengan tingkat destruktif yang cukup tinggi hingga bisa menyebabkan tsunami.

Oleh karena itu, BMKG telah melakukan serangkaian mitigasi mulai dari menyiagakan 533 sensor seismograf untuk mendeteksi gempa. Selain itu, mengadakan sekolah lapang gempa bumi dan tsunami, hingga sosialisasi kepada masyarakat.

"Masyarakat diimbau untuk tetap beraktivitas seperti biasa. Sebab potensi gempa dan tsunami akan selalu ada dan kapan terjadinya tidak dapat diprediksi," pungkasnya.

Diketahui, megathrust dapat dianalogikan sebagai patahan dengan dorongan naik yang besar karena mampu mengakumulasi energi medan tegangan gempa kuat yang menimbulkan rekahan panjang dan bidang pergeseran yang luas.

Berikut 13 segmentasi sumber gempa zona megathrust di Indonesia, di antaranya:

1. Megathrust Aceh-Andaman M 9,2

2. Megathrust Nias-Simeulue M 8,7

3. Megathrust Kepulauan Batu M 7,8

4. Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9

5. Megathrust Mentawai-Pagai M 8,9

6. Megathrust Enggano M 8,4

7. Megathrust Selat Sunda - Banten M 8,7

8. Megathrust Jabar - Jateng M 8,7

9. Megathrust Jawa Timur M 8,7

10. Megathrust Sumbe M 8,5

11. Megathrust Sulawesi Utara M 8,5

12. Megathrust Lempeng Laut Filipina M 8,2

13. Megathrust Utara Papua M 8,7.




(irb/hil)


Hide Ads