Program kehamilan melalui bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) saat ini mulai jadi pilihan masyarakat. Namun ternyata banyak masyarakat lebih memilih melakukan program ini di luar negeri.
Ketua Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri) Prof DR dr Hendy Hendarto SpOG (K) mengatakan ada 8 ribu pasangan suami istri asal Indonesia per tahunnya memilih terbang ke luar negeri untuk melakukan program bayi tabung.
"Indonesia memiliki sekitar 59 klinik yang melayani kelahiran melalui bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), paling banyak ada di Pulau Jawa termasuk Surabaya. Sayangnya masih banyak masyarakat yang memilih ke luar negeri," ujar Prof Hendy saat berbincang kepada detikJatim, Senin (19/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal menurutnya, berbagai klinik maupun fasilitas kesehatan saat ini sudah banyak dilengkapi dengan teknologi yang mumpuni. Sehingga masyarakat tidak perlu ragu untuk menjalani program bayi tabung di Indonesia.
"Teknologi di Indonesia sudah mumpuni. Harapan kami seluruh klinik di Indonesia memiliki layanan yang sama dan diinformasikan ke masyarakat," ujarnya.
Secara nasional, pasutri mengalami masalah kesuburan (Infertilitas) jumlahnya cukup besar. Prof Hendy mengaku sekitar 15 persen secara nasional.
"Menurut data yang kami himpun, ada sekitar 4,2 juta pasutri yang mengalami masalah infertilitas. Dan ini tidak hanya dari faktor perempuan saja, tapi juga ada dari faktor laki-laki, atau malah keduanya," ungkapnya.
Prof Hendy mengingatkan untuk pasutri yang sedang dalam program hamil namun dalam rentang setahun masa pernikahannya belum juga dikaruniai keturunan, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
"Penyebab terbanyak infertilitas itu dari data kami hampir merata, kesuburan kan bisa dari sisi suami dan istri. Maka keduanya harus menjalani pemeriksaan," katanya.
Dia menegaskan masyarakat tidak perlu takut melakukan pemeriksaan. Sebab pasutri yang datang ke klinik IVF tidak harus berakhir dengan program bayi tabung.
"Datang ke klinik IVF itu tidak harus berakhir dengan bayi tabung. Ada opsi lain yang bisa dilakukan pasutri tergantung bagaimana kondisi mereka," tegasnya.
Terakhir ia juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk mencegah infertilitas. Beberapa diantaranya dengan menghindari seks bebas serta memperhatikan pola makan serta gaya hidup.
"Pergaulan bebas bisa mengakibatkan infeksi organ reproduksi sehingga berpengaruh ke fertilitas. Atau obesitas, kebanyakan lemak tubuh juga bisa mempengaruhi hormon, baik dari sisi sel telur maupun fungsi reproduksi lainnya. Maka gaya hidup perlu diperhatikan," imbaunya.
(fat/fat)