Sejak sekitar pukul 10.00 WIB, suasana di Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Surabaya yang mulanya tenang berubah tegang. Lima orang memakai rompi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikawal sejumlah polisi.
Sejumlah lorong yang tidak terlalu ramai orang menggemakan suara derap sepatu pantofel. Setelah memastikan sasaran, para penyidik KPK itu mempercepat langkah menuju ke salah satu ruangan di lantai 5 gedung tua itu.
Sejumlah petugas kantor gubernur turut mendampingi setelah ditunjukkan surat penggeledahan. Mereka pula yang membukakan ruangan Biro Kesejahteraan Rakyat (Biro Kesra) di lantai 5 untuk para penyidik KPK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terpantau proses penggeledahan di ruangan Biro Kesra itu berlangsung hingga sore. Saat detikJatim di lokasi sekitar pukul 13.40 WIB, 2 anggota Brimob bersenjata lengkap masih berjaga di depan Biro Kesra.
Penggeledahan ini berlangsung selama kurang lebih 6 jam hingga sekitar pukul 16.00 WIB 5 orang penyidik KPK itu keluar dari ruangan Biro Kesra membawa satu buah koper besar berwarna merah.
Mereka terus berjalan turun melewati lorong-lorong di Kantor Gubernur Jatim hingga suara tok-tok menggema. Sejumlah awak media sudah menunggu di depan pintu masuk menanyai para penyidik yang tetap diam seribu bahasa.
Tiga mobil Innova warna hitam sudah menunggu. Sekitar pukul 16.05 WIB para penyidik yang telah masuk ke dalam mobil meninggalkan Kantor Setdaprov Jatim dan menyisakan pertanyaan, apa saja yang mereka bawa?
Jubir KPK Tessa Mahardhika membenarkan berlangsungnya penggeledahan di Kantor Gubernur Jatim. Hanya saja, dia sendiri mengaku belum dapat informasi ruangan apa saja yang digeledah para penyidik.
"Benar ada kegiatan penggeledahan KPK di Pemprov Jatim terkait perkara Dana Hibah. Untuk ruangannya sendiri saya tidak terinfo di mana saja," kata Tessa kepada detikJatim, Jumat (16/8/2024).
![]() |
Dana Hibah. Ya, penggeledahan itu tidak terlepas dari kasus ijon dana hibah yang menjerat Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak akhir tahun 2022, yang terus dikembangkan oleh KPK hingga ditetapkan puluhan tersangka baru.
Mengenai penggeledahan tersebut, Kepala Biro Kesra Imam Hidayat saat ponselnya dihubungi sama sekali tidak memberikan respons. Di mana keberadaan sang kepala biro saat kantornya digeledah tidak diketahui.
Hingga akhirnya Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono buka suara. Adhy memastikan hanya ruangan Biro Kesra Jatim yang digeledah oleh tim penyidik KPK. Ruangannya, yang dulu juga ditempati oleh Khofifah Indar Parawansa, tidak turut digeledah.
"Saya belum tahu (detailnya), yang jelas hanya Biro Kesra Jatim saja (yang digeledah)," kata Adhy saat ditemui wartawan di Gedung Negara Grahadi, Jumat (16/8/2024).
Adhy pun menyampaikan jawaban atas pertanyaan, ke mana Kepala Biro Kesra Imam Hidayat berada saat KPK menggeledah ruangannya? Yang bersangkutan, menurut Adhy, turut mendampingi para penyidik.
"Ada Pak Kabiro dan Pak Sekda juga (yang mengawal penggeledahan). Saya belum dapat laporan," kata Adhy.
Karena belum mendapatkan laporan, Adhy mengaku dirinya tidak tahu apa saja barang atau dokumen yang dibawa Tim Penyidik KPK, yang kemudian diletakkan dalam koper besar berwarna merah milik para penyidik.
"Sampai saat ini kan saya belum ke sana. Saya belum tahu. Nanti Pak Kepala Bironya, ya, yang tahu," katanya.
Adhy menyatakan bahwa penggeledahan itu memang dilakukan untuk melengkapi barang bukti terkait surat perintah penyidikan (Sprindik) yang telah dikeluarkan KPK beberapa waktu lalu.
"Saya belum tahu kopernya berapa, yang jelas tadi ada penggeledahan. Penggeledahan berarti mencari data dokumen yang dibutuhkan dalam rangka melengkapi penyelidikan," jelasnya. "Kan kita sudah tahu ada sprindiknya. Jadi nggak ada masalah."
(dpe/iwd)