Ramai di media sosial Instagram dan X warga menyebut bahwa hari ini, Jumat (16/8/2024), merupakan 'Hari Gang Buntu Nasional'. Banyak gang kampung yang ditutup untuk menggelar barikan atau malam tirakatan.
Berkaitan dengan fenomena 'Hari Gang Buntu Nasional' itu, detikJatim menelusuri sejumlah gang. Benar saja ternyata banyak warga yang menggelar barikan di sejumlah kampung Surabaya.
Barikan bisa diartikan sekumpulan atau barisan warga yang berdoa di suatu tempat sebagai wujud syukur atas kemerdekaan Republik Indonesia. Barikan ini menjadi sebuah tradisi masyarakat Jawa Timur yang diwariskan secara turun-temurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kampung yang menggelar barikan ada di Jalan Manyar Sabrangan VIII A. Warga harus memutar mengambil jalan lain karena warga setempat menutup jalan untuk acara barikan.
Perwakilan pemuda penyelenggara barikan di sana, Sakti Sigap mengatakan bahwa agenda barikan ini secara rutin digelar setiap tahun untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.
"Agenda doa bersama pasti diselenggarakan. Lalu setelah itu ada door prize untuk warga. Seru-seruan," ujar Sakti kepada detikJatim, Jumat (16/8/2024).
Hal serupa juga terjadi di Jalan Wonosari, RT 21/RW 7, Kelurahan Wonokusumo. Puluhan ibu-ibu berkumpul khusyuk dalam tradisi barikan ini. Warga pun harus mengambil jalan lain untuk melintas.
Salah satu warga, Amira mengatakan bahwa ruas jalan harus ditutup karena warga menggelar tikar untuk barikan.
![]() |
"Setiap tahun. Kalau di sini ibu-ibu, ada anak muda juga. Jalanannya memang ditutup untuk warga menggelar tikar, ada berdoa bersama," ujar Amira.
Pemandangan yang sama juga terjadi di Jalan Kutisari Utara Gang IV, Kelurahan Kutisari. Di sana puluhan orang mulai dari dewasa hingga anak-anak turut dalam malam tirakatan.
Salah satu warga, Pratama mengatakan jika ingin melintas warga bisa memilih gang lain yang tidak ditutup.
"Setiap tahun ada. Di sini anak-anak juga ikut. Ada penyerahan hadiah lomba-lomba 17 Agustus. Ada gang yang gak ditutup kayaknya Gang Carik," ujarnya.
Akibat 'Hari Gang Buntu Nasional' ini, warga yang sedang beraktivitas di luar banyak yang menunda perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Salah satunya warga Ngagel Madya, Farusma.
"Karena warga mendirikan terop di dekat Kampus ISSTS untuk acara barikan itu. Jadi nggak bisa lewat," ujarnya.
Warga Surabaya lainnya, Andik juga mengatakan hal serupa.
"Rumah saya di Tambakrejo, menunda pulang ini soalnya masih barikan. Tadi saya mau ikut, tapi nggak keburu. Kalau pulang sekarang jalannya keburu ditutup," ungkapnya.
(dpe/iwd)