Menyambut HUT ke-79 Republik Indonesia, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Timur kembali membentangkan bendera raksasa di Tebing Sepikul Trenggalek. Lima pemanjat profesional ditugaskan untuk memanjat tebing setinggi 270 meter.
Bidang Organisasi Pengda FPTI Jatim Aries Setiawan mengatakan pembentangan bendera raksasa di tebing yang berada di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Trenggalek menjadi agenda rutin setiap momen hari kemerdekaan, sejak tahun 1998. Pada tahun ini bendera yang akan dibentangkan berukuran 30x20 meter.
"Persiapan sudah kami lakukan sejak tanggal 14 Agustus, dengan diawali persiapan fisik para pemanjat, pemanasan, cek alat, bendera dan logistik pemanjatan," kata Aries Setiawan, Jumat (16/7/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat lima pemanjat tebing profesional yang diberikan mandat untuk peringatan HUT RI tahun ini, mereka adalah Mohammad Hosein P (23) IMPALA UB, Malang, Ramadhanu Imsaqi Ulany (22) IMPALA UB, Malang, Krisna Eko Wachyudi (23) FPTI Tulungagung, Sukma Aji Dewantara (17) Kompasneda, Trenggalek, Tatot Hermansyah (18) Kompasneda, Trenggalek.
Para pemanjat harus bekerja keras untuk menaiki tebing melalui jalur dan pit yang telah disiapkan. Kondisi panas terik dan kencangnya angin di atas tebing menjadi tantangan tersendiri bagi para petugas.
Sesuai agenda, pengibaran bendera dilakukan empat tahap, 14 Agustus persiapan, 15 Agustus pemanjatan pertama dan pemasangan pengamanan, sedangkan 16 Agustus proses menaikkan bendera dan membentangkan di atas tebing.
"Bendera kami bentangkan sampai dengan tanggal 17 Agustus. Sedangkan penurunan bendera kami lakukan besok pukul 13.00-17.00 WIB," ujarnya.
Berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kali ini FPTI Jatim hanya akan menggelar upacara bendera secara sederhana yang diikuti oleh komunitas dan penghobi panjat tebing, tanpa melibatkan berbagai instansi.
"Karena banyak lembaga atau instansi yang melaksanakan upacara bendera di wilayah kerja masing-masing. Kemudian waktu penyebaran undangan juga mepet," imbuhnya.
Aries menambahkan, Tebing Sepikul merupakan surganya bagi para pemanjat. Tebing batu andesit yang menjulang tinggi tersebut memiliki kontur yang cukup menarik, karena bisa dimanfaatkan untuk berbagai sistem pemanjatan.
"Sepikul adalah big wall terbesar di Jawa Timur saat ini, bahkan di Indonesia, dindingnya luas dan tinggi. Ini merupakan aset wisata tebing alam yang wajib dijaga dan dilestarikan di Trenggalek dan Jawa Timur, karena bisa menarik wisatawan asing untuk menikmati tebing ini," jelasnya.
Menurutnya dukungan dari berbagai pihak, mulai pemerintah hingga masyarakat sangat diperlukan terhadap pengembangan aset panjat tebing tersebut. Aries optimistis jika dikelola dengan baik, Tebing Sepikul dapat menjadi wisata khusus yang mendunia.
"Ini merupakan aset wisata tebing alam yang wajib dijaga dan dilestarikan di Trenggalek dan Jawa Timur, karena bisa menarik wisatawan asing utk menikmati tebing ini,"
Saat ini akses menuju ke Tebing Sepikul cukup mudah, karena telah dipasang paving blok hingga camping groud, sehingga sepeda motor dan mobil bisa mendekat ke lokasi.
"Terdapat gazebo untuk istirahat pengunjung, saluran air, MCK dan listrik, ini sudah luar biasa bagi pemanjat," jelasnya.
(abq/iwd)