Pemprov Jatim melalui Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKPCK) Jawa Timur menggelar bimbingan teknis dengan 38 kabupaten/kota untuk mengatasi masalah banjir jelang memasuki musim hujan.
Kadis DPRKPCK Jatim I Nyoman Gunadi menyebut perlunya pemahaman di tingkat kabupaten/kota untuk mengatasi banjir di musim penghujan. Apalagi, satu bulan lagi, akan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Sistem seperti saluran drainase, kolam retensi, dan pompa air dirancang untuk mengatasi masalah banjir di kawasan perkotaan. Tujuan dari sistem drainase terpadu adalah untuk mengalirkan air hujan dengan cepat dan efisien," kata Nyoman di Surabaya, Rabu (14/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Nyoman, sistem drainase terpadu bisa mengantisipasi banjir. Selain itu, sistem ini juga bisa menyimpan cadangan air untuk musim kemarau.
"Dalam perkembangannya, sistem drainase selain berfungsi mengelola aliran air juga sebagai sumber energi alternatif. Ini adalah sumber daya terbarukan yang zero polution yang merupakan alternatif dari sumber bahan bakar fosil tradisional," ungkapnya.
"Pengelolaan air yang baik melalui sistem drainase yang tepat dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya air. Hal ini meminimalisir kehilangan air yang tidak terpakai dan meningkatkan produktivitas. Misalnya dalam Industri pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sistem drainase sangat penting untuk memastikan pasokan air yang konsisten dan efisiensi operasional PLTA," tambahnya.
Nyoman mengatakan pihaknya harus menyiapkan inovasi ramah lingkungan dan strategi adaptasi untuk meminimalisir dampak negatif dari perubahan iklim.
"Pemanasan global inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim berikut dampak yang mengikuti seperti kegagalan panen, kelangkaan air, tenggelamnya daerah pesisir, banjir,dan kekeringan," jelasnya.
Nyoman memaparkan sekitar 63% emisi karbondioksida dihasilkan oleh sektor industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak) dan sektor transportasi. Data itu ia kutip dari Departemen ESDM (Yusgiantoro, 2006) bahwa pada Tahun 2005 hanya sebagian kecil dari potensi sumber energi terbarukan yang sudah termanfaatkan.
"Tenaga air baru terpasang 4,2 GW (5,55%) dari potensi 75,67 GW. Karena itu sangatlah bisa dimengerti jika pemerintah berusaha menaikkan target pemakaian sumber energi terbarukan," tandasnya.
(abq/iwd)