Petani Madiun angkat bicara terkait wacana pemerintah akan mengganti pupuk subsidi dengan bantuan langsung tunai (BLT). Petani Madiun kurang setuju atas wacana yang dilontarkan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Hal ini disampaikan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Madiun Suharno. Menurutnya, BLT pengganti pupuk subsidi kurang tepat, karena dikhawatirkan justru menimbulkan gejolak baru. Seperti pendataan ulang petani dan penggunaan uang BLT tidak tepat sasaran.
"Intinya statemen deputi dan Pak Luhut menjelaskan bahwa subsidi pupuk diganti BLT. Petani membuat rekening per individu. Petani membeli pupuk non subsidi. Kami khawatir BLT pengganti pupuk subsidi tidak tepat sasaran. Yang namanya uang, kalau sudah di tangan, ada kebutuhan yang lain pasti akan terpakai. Akhirnya tidak beli pupuk," kata Suharno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wacana pengganti pupuk subsidi dengan uang BLT, kata Suharno, bisa tidak sesuai konsep ketahanan pangan. Hal ini mungkin saja terjadi jika petani lalai tidak membeli pupuk dari uang BLT.
"Kalau konsep itu (BLT) untuk ketahanan pangan nasional, benar nggak uang itu dibelikan pupuk. Kalau dibelikan yang lain, atau untuk keperluan lain gimana. Ujungnya tanaman tidak terpupuk dan pada akhirnya ketahanan pangan gagal. BLT tidak tepat sarapan," kata Suharno.
Suharno menyebut saat ini masih banyak data petani yang belum valid. Ia pun menilai kondisi ini jangan ditambah sulit dengan penggantian pupuk subsidi menjadi BLT. Menurutnya, yang diharapkan petani hanya kemudahan mendapatkan pupuk subsidi.
"Kalau kami ingin bagaimana bisa beli subsidi, tidak perlu bertele-tele. Data petani sampai sekarang belum valid, artinya siapa pemilik, penyewa, penggarap lahan belum jelas. Dan, itu (pupuk subsidi diganti BLT) membuat petani panik " jelasnya.
Suharno menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan berdiskusi dengan KTNA provinsi untuk membahas wacana ini. "Kalau bisa KTNA provinsi adakan diskusi. Nanti rencananya di Surabaya, mungkin minggu depan setelah upacara kemerdekaan," tandas Suharno.
Sebelumnya, Kemenko Marves mengungkapkan keinginan ke depannya subsidi yang digelontorkan pemerintah seharusnya diberikan langsung kepada petani yang membutuhkan pupuk subsidi. Luhut menyebut nantinya pupuk subsidi akan diberikan langsung secara tunai kepada petani.
"Pupuk kan Rp 30 triliun tuh seperti ini. Sekarang kami direct saja, target. Jadi memang petani yang dapat, harus dapat apa namanya itu, subsidi pupuk. Ya kami kirim duitnya. Nah, nanti beli ke e-catalog pupuknya," jelas Luhut dalam program Economic Update CNBC Indonesia, Selasa (30/7/2024).
"Ada pupuk organik seperti misalnya nanti seaweed. Ya seaweed tuh kan. Dan, juga ada mungkin nanti pupuk apa. Macam-macam sekarang pupuk ini. Itu efisien. Jadi kamu langsung beli ke e-catalog uangnya," terangnya.
(irb/iwd)