Viral di Jember Anak Ditandu 1 Jam Lewat Jalan Curam Berbatu Menuju RS

Viral di Jember Anak Ditandu 1 Jam Lewat Jalan Curam Berbatu Menuju RS

Yakub Mulyono - detikJatim
Jumat, 09 Agu 2024 21:07 WIB
Seorang anak ditandu 2 orang melewati akses jalan hutan yang curam dan berbatu.
Seorang anak ditandu 2 orang melewati akses jalan hutan yang curam dan berbatu. (Foto: tangkapan layar)
Jember -

Sejumlah video tersebar di media sosial memperlihatkan seorang anak sedang ditandu 2 orang dewasa melewati area perkebunan dan hutan yang jalannya curam serta berbatu. Video itu viral dan tersebar di sejumlah grup WhatsApp.

Ada 4 video yang berdurasi masing-masing 30 detik memperlihatkan anak perempuan yang sedang sakit harus ditandu untuk pergi ke rumah sakit terdekat. Dia harus ditandu karena akses jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan.

Setelah ditelusuri, video itu benar adanya. Peristiwa itu menimpa salah satu warga di RT 08, RW 05, Dusun Zeelandia Afdeling Manggungan, Desa Kramat Sukoharjo, Kecamatan Tanggul, Jember.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga setempat, M Soleh membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi beberapa hari yang lalu. Anak itu menurutnya mengeluhkan sakit pascaoperasi usus buntu sehingga ditandu sejauh 1 km dari rumahnya menuju RSU Jatiroto di Lumajang.

"Namanya Nadia usia 9 tahun, anak dari pasangan Heri (58) dan Umi Kulsum (49). Nadia terpaksa ditandu karena akses jalan yang berbatu, nggak bisa dilalui kendaraan. Dia mengeluh sakit lagi setelah operasi di rumah sakit," katanya kepada detikJatim, Jumat (9/8/2024).

ADVERTISEMENT

Soleh menyebutkan Nadia yang mengeluh sakit diduga akibat luka yang terjadi pascaoperasi usus buntu itu ditandu oleh kedua orang tuanya dibantu tetangga.

"Rencana kemarin itu mau periksa ke rumah sakit lagi. Tapi dia nggak bisa jalan, dibopong juga nggak bisa karena perutnya sakit. Akhirnya ditandu dibantu tetangga. Kurang lebih jalan sekitar 1 kilometer sampai ada ambulans," ujarnya.

Kepala Desa Kramat Sukoharjo Dwi Siswanto angkat bicara soal tidak adanya akses jalan yang bisa dilewati kendaraan bagi warga di kawasan itu. Akses jalan tidak bisa diperbaiki menjadi lebih layak karena tanahnya milik Perhutani.

"Ada akses jalan berbatu sebenarnya, cuman ya gitu. Karena ini kan penduduk yang masuk wilayah kebun (hutan), jadi pihak desa tidak bisa membangun. Karena itu tanah HGU (Hak Guna Usaha)," ujarnya.

Akses sepanjang kurang lebih 2 kilometer itu hanya bisa dilalui kendaraan offroad karena jalannya curam dan berbatu. Pihak desa juga sudah membantu mengaliri listrik kepada puluhan KK (Kepala Keluarga) yang ada di wilayah hutan itu.




(dpe/iwd)


Hide Ads