Forkopimda Gresik bersama dengan berbagai organisasi keagamaan menggelar rapat koordinasi untuk membahas insiden yang terjadi setelah pengajian dan selawatan di Menganti, Gresik.
Tujuan utama pertemuan ini untuk meredakan ketegangan, mencari solusi bersama, dan mencegah konflik serupa di masa depan.
Dalam rapat tersebut, hadir sejumlah tokoh penting, termasuk Bupati Gresik, Kapolres Gresik, Ketua MUI dan perwakilan dari berbagai organisasi keagamaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permasalahan yang timbul dari perbedaan pemahaman atas isi ceramah menjadi topik utama diskusi. Meski demikian, semua pihak sepakat bahwa kerukunan umat beragama harus tetap menjadi prioritas utama.
Sejumlah langkah konkret disepakati sebagai tindak lanjut dari rapat ini. Salah satunya meningkatkan koordinasi di Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) tentu akan memperkuat koordinasi dengan tokoh agama, masyarakat, dan pemuda di tingkat kecamatan untuk mencegah miskomunikasi dan potensi konflik.
Selain itu dalam rapat tersebut, penyeleksian lebih ketat akan diterapkan terhadap para penceramah yang akan mengisi acara keagamaan, dengan fokus pada pesan-pesan yang membangun persatuan dan toleransi.
Pemerintah daerah juga akan meningkatkan sosialisasi dan pendidikan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kerukunan dan menghormati perbedaan.
Untuk itu, Pemerintah dan aparat penegak hukum akan meningkatkan pengawasan terhadap media sosial untuk mencegah penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
Kapolres Gresik, AKBP Arif Kurniawan juga menyatakan komitmen kepolisian untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Ia tidak akan membiarkan siapapun mengganggu situasi Kamtibmas di Kota Santri yang sudah kondusif.
"Kami akan bertindak tegas terhadap siapa pun yang mencoba mengganggu keamanan dan ketertiban. Karena kita tau selama ini Gresik kondusif dan adem ayem," tegas Arief, Kamis (8/8/2024).
Pertemuan ini menghasilkan sejumlah kesepakatan penting untuk mencegah konflik di masa mendatang. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, dan masyarakat, Kabupaten Gresik diharapkan tetap menjadi daerah yang aman, damai, dan kondusif.
"Semoga setelah ini situasi tetap kondusif. Apalagi setelah ini akan ada pilkada, kita ingin menciptakan situasi yang kondusif, aman dan damai," pungkasnya.
Bupati Gresik, H. Fandi Akhmad Yani, menekankan pentingnya menjaga keharmonisan di Kabupaten Gresik. Sebab, Kabupaten Gresik merupakan rumah bagi semua umat beragama dan berbagai keyakinan.
"Gresik adalah rumah bagi berbagai macam budaya dan agama. Kita harus saling menghormati dan menghargai perbedaan," kata Bupati yang akrab di panggil Gus Yani itu.
(fat/fat)