Gunung Semeru mengalami 5 kali erupsi sejak Selasa dini hari hingga pagi. Rata-rata ketinggian erupsi Semeru hari ini berada di atas 500 m dari puncak gunung.
Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Rencana Geologi (PVMBG) dilihat detikJatim dari situs web Magma ESDM, gunung tertinggi di Jawa itu dilaporkan mengalami erupsi hingga 5 kali pada Selasa (6/8/2024).
Berikut ini catatan erupsi Gunung Semeru sejak Selasa dini hari hingga selasa pagi dari data PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Erupsi Gunung Semeru Selasa 6 Agustus 2024
1. Pukul 01:11 WIB
Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Selasa dini hari pukul 01.11 WIB dengan tinggi kolom abu teramati Β± 500 m di atas puncak (Β± 4176 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Sebagaimana dilaporkan petugas PVMBG Ghufron Alwi, erupsi Semeru kali ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 118 detik.
2. Pukul 02:45 WIB
Selanjutnya, erupsi Semeru kembali terjadi pada pukul 02.45 WIB dengan tinggi kolom abu teramati Β± 500 m di atas puncak (Β± 4176 m di atas permukaan laut).
Seperti dilaporkan oleh petugas PVMBG Ghufron Alwi kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 142 detik.
3. Pukul 03:46 WIB
Petugas PVMBG Ghufron Alwi kembali melaporkan terjadinya erupsi Gunung Semeru pukul 03.46 WIB dengan tinggi kolom abu teramati Β± 600 m di atas puncak (Β± 4276 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 138 detik.
4. Pukul 04:39 WIB
Lebih dari 1 jam berikutnya, petugas Ghufron Alwi kembali melaporkan erupsi Gunung Semeru terjadi pada Selasa pukul 04.39 WIB. Kali ini visual letusan tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.
5. Pukul 07:37 WIB
Catatan terakhir terjadinya erupsi Gunung Semeru di situs web Magma ESDM yakin pada Selasa pagi pukul 07.37 WIB. Menurut laporan petugas PVMBG Yadi Yuliandi, A.Md tinggi kolom abu erupsi Semeru itu teramati Β± 500 m di atas puncak (Β± 4176 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Hingga saat ini Tingkat Aktivitas Gunung Api Semeru Level II (Waspada). PVMBG masih memberlakukan sejumlah rekomendasi rekomendasi baik untuk warga maupun wisatawan. Pertama, agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak.
Di luar jarak itu, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Selanjutnya, PVMBG juga merekomendasikan tidak ada aktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Termasuk potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Perlu diketahui, baru-baru ini sejumlah bagian alat pemantau aktivitas Gunung Semeru di Stasiun Pemantau di Desa Klepu, Sumber Manjing Wetan, Malang hilang dicuri.
Hilangnya alat pemantau itu baru diketahui setelah Petugas Pengamatan Gunung Api Semeru menyadari tidak adanya aktivitas pemantauan dari Pos pantau stasiun Klepu sejak 31 Juli 2024.
Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto mengecek ke lokasi dan mendapati gembok pagar serta gembok bungker digergaji.
"Modusnya pelaku menggergaji gembok gerbang dan gembok bungker dan mencuri 4 buah aki di stasiun Klepu," ujar Liswanto kepada detikJatim, Selasa (6/8/2024).
Alat itu memiliki fungsi penting untuk memantau aktivitas Gunung Semeru. Akibat hilangnya alat pemantauan di Stasiun Klepu, alat pemantau Gunung Semeru di Kopirejo Kecamatan Wajak kabupaten Malang tidak terkoneksi.
"Akibat hilangnya alat tersebut, alat pemantau aktivitas gunung Semeru di Kopirejo kecamatan Wajak tidak terkoneksi," terang Liswanto.
(dpe/fat)