Sebuah perahu naga ludes terbakar di Taman Brantas Indah (TBI) atau MKP Brantas. Padahal perahu naga itu hendak digunakan latihan para atlet. Kuat dugaan perahu ini sengaja dibakar.
Atlet Persatuan olahraga dayung seluruh Indonesia (Podsi) Kabupaten Mojokerto Rio Aditya (16) menjelaskan, ada 3 perahu naga di TBI, Desa Mlirip, Kecamatan Jetis. Ketiga perahu biasa dipakai latihan para atlet setiap Rabu, Jumat dan Sabtu.
Siang tadi sekitar pukul 12.30 WIB, ia datang ke TBI untuk berlatih. Namun, dia melihat sudah banyak orang yang berjibaku dengan api. Ternyata, 1 dari 3 perahu naga di Sungai Brantas terbakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya datang sudah banyak yang menyiram, terus apinya semakin besar," jelasnya kepada wartawan di lokasi, Jumat (2/8/2024).
Untuk membantu memadamkan api, Rio menggunakan perahu naga lainnya untuk mendekati titik api. Tak lama kemudian, kebakaran berhasil dipadamkan. Hanya saja, lebih dari separuh bagian perahu naga ini habis menjadi abu.
"Kurang lebih penyebabnya faktor besar ya dibakar. Namun, tidak ada yang tahu," ungkapnya.
Rio menambahkan perahu naga ini berkapasitas 12 atlet. Perahu berbahan fiber ini milik Disbudporapar Kabupaten Mojokerto. "Perahu naga milik Disbudporapar Kabupaten Mojokerto untuk latihan Podsi," terangnya.
Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto Norman Handhito menampik perahu naga yang terbakar adalah asetnya. Ia juga tidak tahu menahu siapa yang mendanai pengadaan perahu naga tersebut.
"Sejak saya di Dispora, saya cek ternyata belum tercatat sebagai aset kami. Karena setelah saya telusuri tidak pernah ada penganggaran tahun berapa pun untuk membeli perahu itu. (Siapa yang mengadakan) saya kurang tahu," tuturnya.
Norman juga merespons penyebab terbakarnya perahu naga yang diduga karena sengaja dibakar. Pihaknya akan mengonfirmasi penyebab kebakaran perahu kepada KONI Kabupaten Mojokerto.
Ia pun menyayangkan terbakarnya perahu naga yang notabene fasilitas latihan para atlet Podsi. Menurut Norman, seharusnya perahu tersebut dijaga betul untuk menunjang prestasi para atlet.
"Tentu saja berdampak terhadap efektivitas latihan, yang biasanya tak perlu gantian, sekarang perlu gantian. Kami belum pikirkan bagaimana pengadaan perahu karena semua olahraga kami ayomi," tandasnya.
(dpe/iwd)