Setiap pagi sebelum pukul 05.00 WIB Alif sudah harus mengepak tidak hanya buku pelajarannya, tapi juga seragam sekolahnya ke dalam tas ransel. Tepat di jam tersebut dia harus berlari sejauh 5 km agar tidak tertinggal mobil antar jemput yang disediakan sekolah.
Namanya Muhammad Alif Faturrohman. Dia adalah siswa SMA Kartika IV-2, Jember yang telah menjadi yatim piatu sejak masih duduk di bangku kelas 2 SMP, yang kini tinggal bersama neneknya di Lingkungan Cupu, Kelurahan Baratan, Patrang.
Ya, setiap pagi pukul 05.00 WIB Alif harus mengejar mobil antar-jemput yang disediakan sekolah, yang akan menjemput para siswa di Kantor Kecamatan Patrang. Jarak rumah Alif dari Kantor Kecamatan Patrang sejauh 5 km dengan medan turunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau berangkatnya itu jalannya turunan, jadi enak larinya bisa agak cepat. Tapi kalau pulangnya jalannya tanjakan, jadi kadang sedikit capek. Tidak masalah, karena fisik saya jadi terlatih dan sudah biasa," ujarnya saat ditemui pada Rabu (31/7).
Bukan tanpa tujuan, siswa SMA kelas XI itu mengatakan bahwa rutinitas berlari yang dia lakukan setiap hari juga dia tujukan agar fisik dan staminanya tetap terjaga. Medan turunan maupun tanjakan dia libas demi cita-citanya menjadi seorang prajurit TNI.
"Saya pinginnya jadi TNI nanti, makanya saya lari terus menerus berangkat maupun pulang sekolah. Ya selain itu juga karena memang tidak ada kendaraan sendiri dan kondisi ekonomi yang juga masih kekurangan," kata Alif.
Alif menceritakan dia yatim piatu sejak SMP. Ayahnya meninggal sejak dirinya masih kecil, sedangkan ibunya meninggal saat dia duduk di bangku kelas 2 SMP. Demikian juga kakeknya yang sudah meninggal lama.
Dia tinggal di rumahnya hanya bersama dengan neneknya. Dia juga tidak banyak mengeluh meski hidup di tengah keterbatasan ekonomi.
"Dulu pernah punya sepeda ontel kecil dapat dari sekolah, tapi sekarang sudah rusak. Terus juga untuk sekolah ini Alhamdulillah semuanya gratis, seragam juga gratis jadi saya tidak perlu keluar biaya apapun," imbuhnya.
Kepala SMA Kartika IV-2 Jember Pelda Iwan Abdillah mengatakan bahwa pihak sekolah turut bangga melihat semangat siswanya yang tak pernah luntur itu.
"Alif ini anak yang semangat. Terlebih lagi cita-cita dia menjadi tentara. Kita pasti bangga dan ini menjadikannya motivasi bagi siswa-siswi lainnya agar semangat belajar demi meraih cita-cita," jelasnya.
Iwan mengatakan, setiap hari sekolah memberikan fasilitas berupa mobil antar jemput dari dan menuju sekolah di Kelurahan Kepatihan, Kaliwates. Mobil antar jemput itu beroperasi di wilayah Kecamatan Patrang karena mayoritas siswa siswinya berasal dari Patrang.
"Kami ada mobil Carry tahun 2002 untuk transportasi antar jemput siswa termasuk Alif ini. Mobil itu beroperasi di sekitar kecamatan Patrang karena siswa kami kebanyakan dari sana," ujarnya.
"Tapi karena rumah Alif ini cukup jauh ke arah Rembangan sana, jadinya ya mobil kita tidak bisa menjangkau. Selain itu kondisi mobil juga sudah usang dan sering mogok," sambung Iwan.
Dari total 81 siswa yang bersekolah di SMA Kartika, kata mantan anggota Koramil Patrang itu, mobil itu hanya mampu menampung 9 hingga 10 siswa saja dan tanpa ongkos alias gratis.
"Tidak ada ongkos yang ditarik untuk layanan mobil antar jemput ini. Tapi kadang ya ada saja orang tua yang mau memberikan uang bensin untuk membantu operasional mobil itu," pungkas Iwan.
(dpe/iwd)